Gaya Hidup

Mitos Keabadian Cinta yang Mengancam Bunga Edelweis

Sabtu, 21 November 2020 - 01:43 | 187.92k
bunga edelweis
bunga edelweis

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Siapa tak kenal bunga edelweis? Bunga dengan nama latin Anaphalis javanica ini tumbuh di daerah pegunungan. 

Populasi edelweis dapat dinikmati di gunung Semeru, Bromo, bunga Edelweis bisa ditemukan di dataran tinggi lain, seperti gunung Rinjani, Lawu, Merbabu, Sindoro, Papandayan, hingga Pangrango.

Di Indonesia bunga ini berjuluk bunga abadi. Disebut abadi sebab bunga ini dapat tahan lama (tidak berubah warna maupun bentuknya) meski telah dipotong (dipetik). Bunga ini memiliki hormon yang mampu memperlambat metabolisme bunga untuk layu.

Dahulu banyak para pendaki yang memetik bunga ini dan dderikan pada kekasih hati dengan harapan cinta mereka akan kekal. Entah siapa yang mengembuskan mitos tersebut. 

Selain bunga edelweis memiliki filosofi perjuangan, pengorbanan, dan kesungguhan dalam mendapatkan kesuksesan. Sebab, bunga Edelweis hanya tumbuh di ketinggian sehingga orang harus mendaki terlebih dahulu untuk melihat Edelweis.

Sayangnya karena mitos dan filosofi tersebut, banyak pendaki yang memetik bunga abadi ini. 

Populasinya yang jarang atau kecil, serta daerah penyebarannya terbatas membuat tanaman dengan julukan bunga abadi masuk dalam kategori jenis tumbuhan dilindungi sebagaimana tercantum dalam daftar Nomor 798 Lampiran Permenlhk P.92/2018.

Memetik atau mengambil Edelweis dari habitat aslinya dapat diancam sanksi pidana berdasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Untuk menjaga populasinya, bunga edelweis sudah banyak dibudidayakan. Salah satunya di Desa Wonokitri, Pasuruan. Hasil budidaya tersebut dijual secara legal sebagai buah tangan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES