Peristiwa Daerah

Lewat Pendampingan Petani, ACT Sulteng Bangun Kedaulatan Pangan Nasional

Jumat, 20 November 2020 - 18:42 | 55.51k
ACT Sulteng mengukuhkan petani dalam kepengurusan MPPI di Kabupaten Sigi, Sulteng. (Foto : Dokumentasi ACT Sulteng for Times Indonesia)
ACT Sulteng mengukuhkan petani dalam kepengurusan MPPI di Kabupaten Sigi, Sulteng. (Foto : Dokumentasi ACT Sulteng for Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, PALU – Pasca gempa bumi, tsunami dan likuefaksi melanda Kota Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) pada September 2018 lalu, Aksi Cepat Tanggap (ACT) sudah melakukan berbagai macam kegiatan untuk membantu penyintas di Sulteng.

Salah satunya membentuk kepengurusan Masyarakat Produsen Pangan Indonesia (MPPI) yang bertujuan membangun kedaulatan pangan nasional lewat kegiatan pendampingan kepada para petani.

Ratusan petani yang didaulat sebagai pengurus, merupakan petani  di enam desa di Kabupaten Sigi, yaitu Kecamatan Dolo dan Sigi Biromaru. Untuk Kecamatan Dolo, yaitu petani Desa Solowe, Potoya, Karawana, dan Kotapulu, kemudian untuk Kecamatan Sigi Biromaru, yaitu Desa Sidera dan Jono Oge.

ACT Sulteng a

Kepala Cabang ACT Sulteng, Nurmarjani Loulembah mengatakan, enam desa yang dikukuhkan ini merupakan kepengurusan pertama program MPPI Global Zakat- ACT di Provinsi Sulawesi Tengah.

"Pengukuhan ini merupakan lanjutan program sumur pertanian dan bibit yang telah diberikan kepada petani di Kabupaten Sigi, Sulteng," kata Nurmarjani.

Nurmarjani berharap, kepengurusan lain juga akan terbentuk di sejumlah daerah yang memiliki potensi pertanian yang produktif.

"Tentunya kami akan berupaya agar kepengurusan ini berkembang dan tersebar ke daerah-daerah lain yang produktif di sektor pertanian, peternakan dan juga perikanan," ujarnya.

Nurmarjani juga berharap, melalui kepengurusan MPPI ini, dapat menggenjot semangat petani agar semakin mandiri, melahirkan wakaf dan wakif untuk petani.

"Harapan kami yang utama ialah masyarakat bisa bangkit seperti sebelum bencana, begitu juga terkait modal tanam, tidak ada petani yang terjerat riba," harapnya.

ACT Sulteng b

Nurmarjani secara pribadi sangat bersyukur melihat kebangkitan para petani Sigi setelah menerima manfaat dari bantuan yang diluncurkan oleh Aksi Cepat Tanggap sejak masa pemulihan. Mulai dari Program Sumur Wakaf hingga pemenuhan bibit sebagai modal awal tanam para petani.

"Alhamdulillah, para petani sudah merasakan manfaatnya, bisa kembali beraktivitas, meskipun pendapatan saat ini tidak seperti sebelum bencana. Doakan kami, agar kedepannya tetap membersamai kalian (para petani)," ucapnya.

Sementara itu, Koordinator Program ACT Pusat, Moh Jakfar, berharap kehadiran MPPI dapat membangun kedaulatan pangan dan mensejahterakan kehidupan petani setelah sempat terhenti pascabencana 28 September 2018 silam. Sehingga dapat membangkitkan gairah petani untuk menopang kebutuhan pangan nasional.

"Petani kan merupakan garda terdepan dalam mengokohkan pangan nasional. Alhamdulillah, lembaga ACT yang selama ini rutin membersamai masyarakat Sulteng pascabencana. Insya Allah keluarga besar ACT yang ada di Sulteng tidak henti-hentinya membersamai para petani," katanya.

Ia menjelaskan, MPPI adalah kelembagaan yang dibentuk untuk membersamai para petani selaku garda terdepan dalam menopang kebutuhan pangan nasional.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pertumbuhan penduduk yang kian meningkat. Sebab, kesejahteraan sebuah negara, bisa dilihat dari pangan yang dihasilkan oleh para petani.

"Pangan adalah kebutuhan utama, ada air, jagung, padi, bawang, ada ikan, ada ayam, dan semua bapak-bapak ibu lakukan untuk bercocok tanam di lahannya masing- masing itu adalah untuk mensuport ketahanan pangan nasional," jelasnya.

ACT Sulteng c

Jakfar menjelaskan, kepengurusan MPPI yang terbentuk, akan mengikuti kelompok-kelompok tani yang sudah ada di masing-masing desa. Ketua diharap bersedia untuk mengakomodir petani-petani di kelompoknya.

Saat ini kata dia, program yang akan berjalan ialah bantuan bibit dan sumur. Karena saat ini banyaknya lahan yang masih belum produktif dan masih membutuhkan suport, sehingga pihaknya baru bisa mengimplementasikan program di enam desa.

Ia mengatakan, "Enam desa untuk bantuan bibit, dan lima desa untuk bantuan sumur itu juga masih jauh dari harapan dan target para petani begitu juga kami, semoga ke depannya ACT bisa membangkitkan kembali perekonomian di Sulteng ini." (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES