Kopi TIMES

Organisasi Mahasiswa Daerah Sebagai Tangan Kanan Masyarakat

Jumat, 20 November 2020 - 16:29 | 185.39k
Fikry Asyaif Hamas (Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang dan Bendahara Umum GmnI UMM 2019-2020.
Fikry Asyaif Hamas (Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang dan Bendahara Umum GmnI UMM 2019-2020.

TIMESINDONESIA, MALANG – Fenomena pembentukan suatu kelompok atau organisai sosial yang didasari identitas serta budaya atau primodialisme yang sama, terjadi dalam segala aspek. Sebagai warga lokal, seorang mahasiswa memiliki peran yang strategis dalam mekanisme pembangunan daerah, pengawasan terhadap kepala daerahnya serta sebagai penyambung lidah masyarakat. Oleh karena itu organisasi mahasiswa daerah perlu dibangun dan memiliki peran penting dalam konteks menghubungkan serta mentransformasikan pemikiran kritis dan gagasan-gagasan untuk daerahnya. 

Ironisnya, di masa sekarang organisasi semacam ini kurang diminati oleh mahasiswa karena cenderung kurang menunjang masa depan jika di bandingkan dengan organisasi intrakampus. Pernyataan tersebut menurut penulis kurang tepat padahal peran Ormada disini dapat dijadikan sebagai wadah atau rumah untuk sesama mahasiswa perantau dalam suatu daerah dalam menyampaikan aspirasi, kontribusi serta pola pikir kritisnya terhadap sistem pemerintahan daerahnya.

Berbeda dengan organisasi dalam lingkup kampus yang lebih banyak memperlihat isu-isu keilmuan secara luas, organisasi mahasiswa daerah (Ormada) lebih menfokuskan terhadap isu-isu sosial-ekonomi-politik dalam lingkup wilayah kedaerahannya. Hal ini cukup menjanjikan untuk mahasiswa dalam kontribusi terhadap daerah asalnya. Karena ketika kita keluar dari suatu daerah untuk merantau setidak-tidaknya kita bisa kembali dan berkontribusi untuk mengkonversi daerahnya berdasarkan pola pikir dan pengalaman apa yang kita dapatkan di tanah orang baik itu sosial-politik maupun ekonomi.

Sejak adanya desentralisasi atau pemberian kekuasaan pada pemerintah daerah yang memiliki peran serta kewenangan untuk mengelola, mengembangkan serta merubah tatanan kemakmuran tentu saja memiliki dampak perubahan dalam asek sosial-politik-ekonomi masyarakat daerah. Adanya kekuasaan serta kewenangan penuh para pemangku kepentingan untuk mengelola daerah dalam balutan kekuasaan, maka tidak heran jika sampai saat ini masih terdapat indikasi atau praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). 

Terjadinya praktik korupsi, kolusi serta nepotisme salah satunya dikarenakan karena lemahnya pengawasan. Dari hal inilah peran mahasiswa diperlukan, dengan pola pikir kritis serta pengalaman dalam mengkaji isu-isu politik mahasiswa diharapkan mampu mewujudkan perannya sebagai agent of change dan juga sebagai social control yang menjunjung tinggi transparansi dalam pelaksanaan pemerintahan daerahnya. 

Sebagai kaum intelektual dan pola pikir yang kritis serta berani, mahasiswa diharuskan setidaknya mampu dalam mendobrak suatu kebijakan para pemegang roda pemerintahan yang terkesan tidak masuk akal dan hanya menguntukan sebelah pihak. Beban serta tanggung jawab sebagai mahasiswa tentu sangat besar. Mahasiswa tidak boleh apatis terhadap apa yang terjadi dilingkungan masyarakat maupun pemerintah. 

Dalam merealisasikan peran sebagai mahasiswa, tentu mahasiswa tidak akan bisa jalan secara individu. Oleh karena itu suatu gebrakan berupa beridirinya suatu organisasi setidaknya dalam tingkat daerah dapat mampu mengontrol jalannya suatu pemerintahan serta menjadi titik balik bagi terciptanya kesejahteraan rakyat. Adanya Ormada diharapkan mampu menyampaikan kebenaran, selalu meneriakan keadilan sehingga membuat politisi yang berkoar atas nama kesejahteraan dan keadilan rakyat dapat direalisasikan. 

Adanya sebuah Ormada tentu sebelumnya harus dilakukan sebuah perumusan yang sifatnya strategis dalam mengembangkan serta mengemban cita-cita masyarakat untuk memberikan perubahan dalam daerahnya. Namun berdirinya ormada tentu harus bertanggungjawab didalam lingkungannya ketika mengemban dalih atas nama masyarakat. Dengan bekal ilmu yang didapatkan dari kampus serta lingkungan masyarakat harus meluas menyentuh segala aspek kemasyarakatan untuk memberikan perubahan dalam menghadapi tantangan global yang kian pesat yang kemudian berimbas dalam kehidupan mayarakat. 

Penulis sangat mengapresiasi adanya organisasi mahasiswa daerah karena menurut penulis untuk memulai perubahan tentu harus dimulai dari aspek terkecil. Pola pikir kritis dan berani seorang mahasiswa mampu memberikan perannya terhadap masyarakat. Dengan sarana adaptasi dan mempertahankan identitas budaya, organisasi mahasiswa daerah harus mampu memberikan rasa nyaman terhadap masyarakat dan anggotanya sehingga dengan begitu mereka tetap berusaha mempertahankan eksistensi kelompok (organisasi) tersebut. 

***

*)Oleh : Fikry Asyaif Hamas (Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang dan Bendahara Umum GmnI UMM 2019-2020.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES