Catatan Debat Pilbup Ponorogo Tahap Dua
TIMESINDONESIA, PONOROGO – Paslon 1 (Giri-Lisdyarita) belum juga memanfaatkan forum debat Pilbup Ponorogo tahap dua dengan baik. Ada pertanyaan krusial dari calon 2, yaitu: 1- Terkait dg visi tidak kunjung dijelaskan tentang (Ponorogo Hebat). 2- terkait prestasi dan kontribusi selama menjadi politisi demokrat.
Itu jika dijawab dengan bagus, lengkap dan terukur akan bisa merubah keadaan. Bisa meyakinkan bahwa yang bersangkutan pantas untuk mendapat amanah itu. Setidaknya publik akan mudah membaca keunggulan paslon 1.
Sayang kesempatan itu tidak dimanfaatkan dengan baik. Justru kembali pada performa aslinya. Bias dalam visi dan misi. Pokok e hebat dan pokok e kerja. Tapi tidak kunjung tiba penjelasan apa kehebatan dan apa yg mau dikerjakan paslon 1.
Justru ingin menutupi Kekurangannya dengan menyerang dan menyerang lagi, tapi secara serampangan dan menjadi blunder yang kesekian paslon 1. Seperti dalam mengukur jalan denga rasa....he.. he.. Jalan itu diukur dengan.. meter (m) ... kilo meter (km), dst. Bukan rasa.
Rasa itu subyektif dan cocok untuk kesenian dan budaya. Salah menempatkan ukuran. Ini bahaya bagi pejabat publik.
Sedangkan paslon 2 sudah cukup jelas apa yang sudah dilakukan 5 tahun yang lalu dan jelas apa yang akan dilakukan 5 tahun ke depan.
Yang dibutuhkan publik dari paslon 2 terutama terkait dengan konsintensi dan keberlanjutan program tersebut. Dan yang sama penting adalah terkait sinergisitas dan kolaborasi dengan berbagai potensi di Ponorogo terutama unsur Pesantren dan Akademisi. Tidak simbolis atau jargon, tetapi fungsional dan nyata. Saya pikir itu PR paslon 2 (Ipong-Bambang) ke depan. (*)
***
*) Oleh: Fajar Pramono, Dosen Unida Gontor Ponorogo.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |