Peristiwa Daerah

Dinkes Jatim Minta Masyarakat Waspadai Penyakit Demam Berdarah di Musim Hujan 

Kamis, 19 November 2020 - 22:37 | 62.88k
Ilustrasi nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti. (Foto: Wikipedia)
Ilustrasi nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti. (Foto: Wikipedia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim) meminta agar masyarakat mewaspadai beberapa penyakit yang muncul di musim penghujan. Salah satunya adalah demam berdarah

Menurut data Dinkes Jatim, sepanjang bulan Januari- 9 November 2020, jumlah penderita DBD di Jawa Timur telah tercatat sebanyak 7.535 orang, dengan jumlah kematian 63 orang (CFR = 0,8%).

Kepala Dinkes Jatim dr Herlin Ferliana menjelaskan, DBD sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Ae.albopictus. 

Dengan gejala demam 2-7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan, penurunan jumlah trombosit <100.000/mm3, adanya kebocoran plasma ditandai peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai normal. Serta, pemeriksaan serologis (ELISA, RDT dengue) menunjukkan hasil positif.

Cara penularan DBD ditularkan oleh nyamuk Ae.aegypti dan Ae. Albopictus. Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit atau menghisap darah orang yang sakit DBD atau yang di dalam darahnya terdapat virus dengue, tapi tidak menunjukkan gejala sakit.

Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, termasuk kelenjar liurnya.  Bila nyamuk tersebut menggigit atau menghisap darah orang lain, virus akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Virus dengue akan menyerang sel pembeku darah kecil (kapiler), akibatnya terjadi pendarahan dan kekurangan cairan bahkan bisa mengakibatkan syok.

Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti antara lain berwarna hitam bintik putih di badan dan kakinya, menggigit siang hari. Hidup dalam rumah dan sekitarnya terutama di tempat yang agak gelap dan lembab serta kurang sinar matahari, tempat bertelur di tempat berisi air jernih. 

Nyamuk Aedes tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis hingga ketinggian ± 1000 meter dari permukaan laut. Kemampuan terbang nyamuk betina rata rata 40 m maksimal 100 m. 

Faktor yang mempengaruhi penyebarluasan DBD seperti kepadatan penduduk, mobilitas penduduk, perilaku masyarakat, perubahan iklim (climate change) global, pertumbuhan ekonomi dan ketersediaan air bersih.

"Beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 M Plus minimal satu minggu sekali," ucap Herlin. 

Kegiatan 3M seperti menguras (membersihkan) bak mandi, vas bunga, tempat minum binatang peliharaan, tatakan dispenser, menutup rapat tempat penampungan air (TPA).

Bagi TPA yang tidak mungkin dikuras atau ditutup, kata Kadinkes Herlin, maka bisa derikan larvasida. Selain itu, menyingkirkan maupun memanfaatkan barang bekas dengan proses daur ulang juga dapat mengurangi penampungan air sebagai tempat hidup nyamuk.

Masyarakat juga diminta melakukan pemberantasan larva menggunakan larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, memasang ovitrap/larvitrap/mosquitotrap dan menghindari gigitan nyamuk dengan menanam pohon pengusir nyamuk, kelambu, repelent dan sebagainya. 

Untuk mendukung Kegiatan PSN maka saat ini digiatkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik yaitu meningkatkan  peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga untuk pemeriksaan, pemantauan, pemberantasan jentik nyamuk untuk pengendalian penyakit tular vektor khususnya DBD melalui pembudayaan PSN 3M plus.

Upaya yang sudah dilakukan Dinkes Provinsi Jawa Timur antara lain meningkatkan peran masyarakat dalam kegiatan PSN 3M plus melalui penerapan satu rumah satu jumantik.

Karena kondisi saat ini masih pandemi Covid-19, peran kader jumantik yang biasanya secara rutin dan berkala melakukan pemeriksaan jentik di rumah warga, maka saat ini diharapkan pemantauan pemeriksaan jentik di rumah dilakukan oleh penghuni rumah sendiri.

Selain itu, Dinkes Jatim juga melakukan promosi kesehatan melalui berbagai media, 

Koordinasi dengan sektor terkait dalam upaya pencegahan penyakit DBD, pemantauan/surveilans kasus DBD di daerah, menyiapkan sarana pelayanan kesehatan, tenaga dan logistik dalam  upaya pengendalian penyakit DBD, serta mengacu pada Surat edaran Gubernur Jawa Timur  tgl 28 Oktober 2020 tentang Kewaspadaan DBD di musim penghujan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES