Peristiwa Daerah

Dinas Pertanian dan KP Jatim Temu Lapang Hasil Penerapan MTS di Madiun

Kamis, 19 November 2020 - 11:53 | 60.74k
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo, saat temu lapang hasil penerapan Manajemen Tanaman Sehat (MTS) di Desa Klorogan, Kecamatan Geger Kabupaten Madiun, Kamis (19/11/2020) pagi. (FOTO: Dok.Humas Dinas Pertanian dan KP Jatim)
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo, saat temu lapang hasil penerapan Manajemen Tanaman Sehat (MTS) di Desa Klorogan, Kecamatan Geger Kabupaten Madiun, Kamis (19/11/2020) pagi. (FOTO: Dok.Humas Dinas Pertanian dan KP Jatim)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dalam rangka pemulihan ekonomi di saat pandemi Covid-19, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur melalui UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura mengadakan Temu Lapang Hasil Penerapan Manajemen Tanaman Sehat (MTS) di Desa Klorogan, Kecamatan Geger Kabupaten Madiun, Kamis (19/11/2020) pagi.

Adanya faktor pembatas dalam budidaya tanaman diantaranya degradasi lahan, penurunan produktivitas, konversi lahan pertanian, variabilitas dan perubahan iklim, penggunaan pupuk an-organik, pestisida kimia sintetis yang meningkat, serta serangan hama dan penyakit tanaman menjadi dasar munculnya kegiatan Penerapan MTS.

Hadi-Sulistyo-2.jpg

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan KP Jatim Hadi Sulistyo, kegiatan MTS merupakan upaya sosialisasi kepada petani untuk menerapkan budidaya tanaman sehat berdasarkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Yaitu melalui pengelolaan agroekosistem dalam suatu kawasan atau hamparan dengan pendekatan komprehensif, terintegrasi dan berkelanjutan yang meliputi semua aspek baik ekologi, ekonomi dan sosial budaya.

"Penerapan MTS tersebut tidak dapat dilakukan secara parsial, oleh karena itu desa menjadi pusat kegiatan yang disebut dengan PKPM (Posko Kedaulatan Pangan Mandiri)," terang Hadi.

Kegiatan Manajemen Tanaman Sehat dilaksanakan di Kabupaten Madiun Kecamatan Geger pada tiga desa yaitu Desa Klorogan, Desa Slambur dan Desa Sumberjo dengan luas hamparan masing-masing 50 ha.

Tanaman Padi merupakan tanaman utama dengan beberapa tanaman pendukung yang berfungsi sebagai barier misal jagung dan tanaman penarik musuh alami yang mempunyai nilai ekonomis seperti melon, labu, bunga atau refugia.

Dengan kunjungan ini, Hadi Sulistyo berharap agar petani mampu mengamati serangan OPT secara dini dan memahami cara pengendaliannya sehingga tidak perlu menggunakan pestisida kimia.

Selanjutnya, petani mampu membuat sendiri pupuk organik, pestisida nabati dan Agens Pengendali Hayati (APH).

Selain itu, agroekosistem terjaga dengan baik, yaitu dengan peningkatan keanekaragaman hayati, peningkatan kesuburan tanah serta penurunan penggunaan bahan kimia sintetis dalam budidaya.

Sosialisasi TMS ini juga diharapkan mampu menekan biaya produksi sebesar 30 persen yaitu dengan pengurangan penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia.

"Maka, dengan penataan agroekosistem yang indah menyebabkan lokasi MTS menjadi edu-agrowisata untuk masyarakat desa," jelas Kadistan Hadi.

Sebagai tindak lanjut Kegiatan MTS di Kabupaten Madiun, Hadi juga berharap kegiatan tersebut bisa diterapkan di daerah lain sehingga mampu menjaga produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura pada taraf tinggi,  stabil dan berkelanjutan untuk mendukung ketersediaan pangan di Jawa Timur. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES