Kopi TIMES

Seruan Boikot Nikita Mirzani Salah Target

Kamis, 19 November 2020 - 10:04 | 147.62k
Alif Rahman Hakim, Seorang guru Bahasa Inggris yang suka menulis, pasien gagal ginjal yang terus ingin berkarya.
Alif Rahman Hakim, Seorang guru Bahasa Inggris yang suka menulis, pasien gagal ginjal yang terus ingin berkarya.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setelah pemboikotan pada produk Perancis beberapa waktu lalu, kembali muncul seruan boikot untuk artis kontroversial Nikita Mirzani yang disebabkan oleh kemarahan beberapa pihak akan ulah celotehannya. Nikita keceplosan (lagi) dan dianggap menghina ulama dari FPI (Front Pembela Islam), Habib Rizieq, yang baru kembali dari Arab Saudi. 

Semuanya bermula ketika Nikita Mirzani mengunggah video singkat soal Habib Rizieq di akun Instagramnya. “Gara-gara Habib Rizieq pulang ke Jakarta, penjemputannya gila-gilaan.” Kata Nikita Mirzani dalam video tersebut. Kemudian Nikita juga menyebutkan bahwa Habib Rizieq itu adalah seorang “tukang obat” melalui sindiran. 

Tentu Nikita sebenarnya tau bahwa ia sedang membangunkan netizen tidur. Namun ia berkata bahwa ia siap menghadapi hujatan pendukung Rizieq. “Nah nanti banyak antek-anteknya nih mulai nih ya, nggak takut gue juga.” katanya.

Akibat dari ucapan Nikita Mirzani itu, Ustadz Maheer At-Thuwailibi dari instastory-nya dengan akun @ustadzmaheer_real muntab kepada selebriti yang sering dipanggil “nyai” tersebut. Ustadz Maheer, mengecam berat kata-kata itu bahkan mengatakan akan menggeruduk rumah Niki. Dia menyebut telah mengkoordinasi lebih dari 800 laskar pembela ulama untuk menyatroni host di acara Nih Kita Kepo tersebut.

Selain itu, aksi boikot gencar diserukan di media sosial dan group-group WhatsApp. Dari informasi yang dibagikan dalam group tersebut mengatakan bahwa Nikita bukanlah artis baik-baik yang bisa dicontoh oleh publik. Sudah banyak “omelan” Niki yang menyinggung banyak pihak bahkan kini menyinggung ulama yang seharusnya dihormati.

Seruan itu menyebutkan untuk memboikot Niki dengan tidak menonton acara-acara yang di-host atau yang ada Nikita di dalamnya serta tidak membeli produk-produk dengan Nikita sebagai bintang iklannya. Selain itu seruan tersebut juga mengajak memboikot stasiun TV yang menayangkan acara Nikita, karena dianggap tidak menyajikan acara yang sopan dan santun.

Dari sini penulis heran dan merasa aneh. Kalau yang berbuat salah adalah Nikita Mirzani, mengapa yang diboikot acara-acaranya. Mengapa yang dihujat malah stasiun TV tang menyiarkan acara Nikita, dan mengapa pula produk yang di-endorse atau produk yang Nikita sebagai brand ambassadornya ikut diboikot. Apakah boikot ini tidak salah sasaran?

Kalau yang diboikot adalah acara yang di dalamnya ada Nikita sebagai host, tentu kerugian yang akan ditanggung berdampak pada manajemen acara. Nikita Mirzani sebagai host atau artis secara profesional tentu tidak berpengaruh, karena bayaran tetap sesuai kontrak. 

Misalnya rating acara tersebut menurun drastis setelah diboikot, ya itu tidak berpengaruh dengan kontrak Nikita yang nilai bayarannya sudah ditentukan di awal.

Begitupun stasiun televisi yang menayangkan acara Nikita Mirzani, jika seruan boikot itu diindahkan dan benar-benar terjadi, maka kerugian yang ditanggung stasiun TV tidak mempengaruhi Nikita samasekali. Memangnya stasiun Televisi tersebut hanya menyiarkan acara Nikita saja? Masih banyak acara-acara lain yang disiarkan, lalu apakah adil jika TV itu ikut diboikot?

Kita ambil contoh salah satu stasiun TV yang menyiarkan acara Nikita yaitu Trans TV yang menayangkan Nih Kita Kepo. Jika Trans TV diboikot dan rating-nya turun, maka kerugian finansial hanya ditanggung oleh Trans TV saja, dan Nikita tidak punya urusan samasekali.

Tapi di Trans TV bukannya masih banyak acara inspiratif lainnya, misalnya Keluarga Bosque yang menampilkan sisi positif aktiitas keluarga Baim Wong dan Paula Veerhoven atau Deddy’s Corner, acara talkshow inspiratif yang dibawakan Deddy Corbuzier. Lantas apakah acara Keluarga Bosque atau Deddy’s Corner ikut terboikot gara-gara seruan boikot Trans TV sebagai stasiun yang menayangkan acara Nikita Mirzani?

Saya sangat setuju bahwa Nikita Mirzani memang sudah keterlaluan dari tingkah lakunya dan celotehannya. Bahkan kali ini, hinaan untuk ulama besar seperti Habib Rizieq semakin menampilkan sosok nyai tersebut tidak memiliki integritas, setelah isu perseteruan dengan Baim Wong beberapa waktu lalu. 

Tetapi yang perlu digarisbawahi adalah, pemboikotan yang diserukan pada acara-acara, stasiun TV dan produk endorse Nikita sangatlah meleset dari sasaran yang sebenarnya. Maka dari itu, tidak perlu ada pemboikotan pada acara Nih Kita Kepo, Brownis Jalan-Jalan, dan lain-lain. Apalagi mau boikot stasiun TV, sangat tidak tepat.

Tentu boikot artis perorangan seperti Nikita Mirzani tidak sama dengan pemboikotan negara seperti Perancis. Memang seruan boikot pada produk-produk Perancis yang diimbau berbagai negara di Timur Tengah lalu dan juga masyarakat muslim Indonesa, berdampak langsung pada anggaran negara yang masuk ke negara tersebut. 

Soalnya tiap produk dari negara itu paling tidak membayar pajak dari setiap profit yang masuk ke perusahan produsennya. Sehingga, wajar bila produk tidak laku di pasaran otomatis pajak yang masuk ke negara bisa berkurang jauh dan bisa melumpuhkan ekonomi di negara tersebut.

Tapi tidak itu semua tidak berlaku pada boikot perorangan seperti Nikita Mirzani, aksi boikot malah membuat Nikita lebih viral dan kebanjiran job.

***

*)Oleh: Alif Rahman Hakim, Seorang guru Bahasa Inggris yang suka menulis, pasien gagal ginjal yang terus ingin berkarya.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES