Peristiwa Daerah

Harga Kubis di Dieng Banjarnegara Meroket, Tapi Stok Sudah Langka

Rabu, 18 November 2020 - 19:09 | 124.77k
Saat panen raya kubis seolah tidak berharga. Petani gigit jari karena merugi.  (FOTO: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)
Saat panen raya kubis seolah tidak berharga. Petani gigit jari karena merugi. (FOTO: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Harga sayuran seperti Kubis dan wortel di Dataran Tinggi Dieng (DTD) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah  yang beberapa bulan terakhir terpuruk, kini sudah naik, bahkan hingga 1000 persen lebih untuk kol. Tapi petani tidak dapat menikmatinya karena sudah jauh melewati masa panen raya.

Kubis misalkan, pada akhir September  2020 harganya hanya Rp 300-500/kg, kini mencapai Rp 5000/kg. Wortel yang hanya Rp 1000/kg, sekarang Rp 2500/kg. Ini adalah harga bagus  yang diinginkan oleh para petani kol dan wortel di DTD dan sekitarnya.

Harga Kubis 2

Namun petani tidak menikmati atas kenaikan tersebut, karena stok kol di kebun sudah habis. Kalaupun ada, jumlahnya tidak seberapa karena sudah jauh melewati masa panen raya.

Para petani yang dihubungi TIMES indonesia Rabu (18/11/2020) berharap harga tetap stabil sehingga petani tidak dirugikan. "Harga kol dan wortel naik sudah 15 harian," kata Ahmad Sriyadi petani yang juga wakil rakyat asal Dieng, Batur, Banjarnegara.

Menurut Sriyadi, harga komoditas lain yang naik saat ini adalah kentang. "Dulu saat kubis anjlok hingga Rp 300/kg harga kentang Rp 7500/kg. Kini naik menjadi Rp 8500-9000/Kg di tingkat petani," katanya.

Sekarang tambah Sriyadi, kol menjadi rebutan para pedagang karena stok memang sudah tidak banyak."Saya hanya berharap, harga bisa stabil sehingga kami dan petani di Dieng kembali bersemangat,"  katanya.

Satu hal yang belum terpecahkan, tambah Sriyadi, adalah masalah kesulitan petani di DTD Banjarnegara mendapatkan pupuk bersubsidi. Karena sekarang petani harus menggunakan kartu tani dan seringnya terjadi, saat petani datang ke distributor, ternyata pupuk habis.

Hal yang sama juga disampaikan Muhammad Solahudin, petani yang juga sebagai wakil rakyat merasa kecewa karena kenaikan harga manakala komoditas tersebut sudah langka.

"Kami masih ingat berapa ton saja, kol dibiarkan membusuk di kebun kala itu. Banyak petani kelimpungan karena modal membeli bibit dan pupuk adalah dari berutang," ucap Solahudin mengenang pahitnya masa panen raya kubis tahun ini.

Muhammad Solahudin, juga berharap kasus-kasus di atas tidak kembali menimpa petani sayuran di Dieng Batur Kabupaten Banjarnegara dan sekitarnya di masa-masa mendatang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES