TIMESINDONESIA, SEMARANG – Batik merupakan warisan leluhur yang perlu dilestarikan. Untuk mencucinya diperlukan sabun cuci ramah lingkungan, yaitu sabun lerak.
Tanaman lerak memiliki bentuk daun bulat oval, perbungaan majemuk, malai, terdapat di ujung batang warna putih kekuningan. Bentuk buah seperti kelereng jika sudah tua atau masak, berwarna coklat kehitaman, permukaan buah licin atau mengkilat, bijinya bundar berwarna hitam. Daging buah sedikit berlendir dan aromanya wangi.
Menggunakan Lerak, karena banyak kandungan saponin. Saponin sendiri merupakan senyawa glikosida triterpenoida ataupun glikosida steroida yang merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa
"Kemampuan saponin dalam lerak menjadi alasan untuk menggunakan lerak sebagai sabun alami. Telah terbukti, lerak telah banyak dimanfaatkan oleh orang jawa sebagai pencuci batik," ungkap Dr. Siti Fatimah Pradigdo M.Kes, tim pengabdian Program Kemitraan Unggulan Masyarakat (PKUM) Universitas Diponegoro di Semarang, Rabu (18/11/2020).
Mitra Program pengabdian PKUM Undip, sabun lerak Reza ini memberikan solusi perawatan batik sehingga tekstur kain dan warna dapat terawat serta tidak mudah luntur, terutama untuk batik dengan teknik pewarnaan alami.
"Hasil indentifikasi kami tidak adanya pengaduk yang konstan, padahal dengan pengadukan konstan menjadikan proses saponifikasi menjadi optimal," ungkapnya.
Untuk UKM sabun lerak Reza dibantu mesin bejana pengaduk mekanis yang menjadikan mutu dari sabun lerak menjadi terjaga, sekaligus meningkatkan produktivitas sabun lerak cair ini. "Selain itu juga pendampingan pengurusan HAKI untuk rahasia formula dan rahasia dagang," tambahnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Editor | : Faizal R Arief |
| Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |
