Tertinggal dari Surabaya, Kelana-Astutik Tawarkan Pengembangan Wilayah Kabupaten Sidoarjo
TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Pasangan Kelana-Astutik menawarkan rencana pengembangan wilayah Kabupaten Sidoarjo sebagai upaya mengejar ketertinggalan jika dibandingkan dengan Kota Surabaya.
Sebagai kota penyangga utama Surabaya, kondisi Sidoarjo boleh dikatakan tertinggal dibandingkan kota yang disangganya. Perbedaan bisa dirasakan saat orang berpindah tempat dari wilayah Surabaya ke wilayah Sidoarjo.
Dalam debat kedua Pilkada Kabupaten Sidoarjo Selasa (17/11/2020) malam, pasangan calon bupati dan wakil bupati Kelana Aprilianto – Dwi Astutik, menawarkan pengembangan wilayah sebagai upaya mengejar ketertinggalan tersebut.
Menurut pasangan Kelana – Astutik, mereka akan mendorong penyebaran pusat kegiatan yang lebih merata, sehingga tidak terpusat di Kota Sidoarjo saja. Setidaknya ada tiga tempat yang bisa dijadikan pusat kegiatan baru atau semacam kota satelit di Sidoarjo , yakni Waru, Krian dan Porong.
Ketiga tempat dikembangkan menjadi wilayah perkotaan baru sesuai dengan karakteristik wilayah yang dimilikinya. Krian, misalnya, bisa dikembangkan menjadi kota industri dan perdagangan. Waru menjadi kota bandara dengan segala aktivitas penunjangnya, karena Bandara Juanda berlokasi di sana.
“Kami akan berusaha mewujudkan itu, sebagaimana yang diharapkan masyarakat Sidoarjo. Sehingga Sidoarjo tidak tertinggal dibandingkan Surabaya,” tegas Kelana.
Sebagai perbandingan, berdasarkan data yang dihimpun pasangan Kelana-Astutik, Kabupaten Sidoarjo memiliki luas wilayah 634,38 hektar dengan jumlah penduduk 2,26 juta lebih. Sementara luas Kota Surabaya 350,54 hektar dengan penduduk sekitar 3,15 juta. Dari sisi kemampuan keuangan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sidoarjo Rp 5,3 triliun dan APBD Surabaya Rp 8,88 triliun. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |