Ekonomi

Sekda Malut Paparkan Jurus Jitu Pertahankan Eksistensi Kelapa di Maluku Utara

Selasa, 17 November 2020 - 18:24 | 74.48k
Sekprov Malut Samsuddin A Kadir saat memaparkan program unggulan pertahankan kelapa di Maluku Utara. (Foto: tangkapan layar streaming youtube BPS Provinsi Malut)
Sekprov Malut Samsuddin A Kadir saat memaparkan program unggulan pertahankan kelapa di Maluku Utara. (Foto: tangkapan layar streaming youtube BPS Provinsi Malut)

TIMESINDONESIA, TERNATE – TERNATE- Sekretaris Daerah (Sekda Malut) Samsuddin A Kadir menjadi keynote speaker dalam Webinar Nasional "Jurus Jitu Mempertahankan Eksistensi Kelapa Maluku Utara" yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Maluku Utara (Malut) dalam rangka Hari Statistik Nasional, Selasa (17/11/2020).

Webinar ini menghadirkan empat narasumber, yaitu Kepala Dinas Pertanian Provinsi Malut Rizal Ismail, Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, BPS Dr. Kadarmanto, Sekjen Dewan Kelapa Indonesia Dr. Har Adi Basri, dan Sesditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian RI. Webinar ini dipandu oleh Kabid Statistik Produksi, BPS Malut Parsad Barkah Pamungkas.

Kepala BPS Provinsi Maluku Utara Atas Parlindungan Lubis mengawali Webinar itu dengan menyampaikan ucapan selamat datang kepada para narasumber dan para peserta.

Setelah itu, sebagai pembicara pembuka, Sekprov Samsuddin A Kadir memulai dengan menyampaikan visi dan misi Gubernur Maluku Utara KH Abdul Gani Kasuba dan Wakil Gubernur M Al Yasin (AGK-YA), "Maluku Utara Sejahtera 2020".

Untuk mencapai visi itu, kata Samsuddin, terdapat lima misi di dalamnya. Namun, ia hanya fokus pada misi poin keempat yaitu "Membangun perekonomian daerah yang inklusif dan berkualitas dengan orientasi pada nilai tambah dan pengelolaan SDA yang berkelanjutan".

"Tujuannya mewujudkan Kemandirian Pangan Daerah dan kesejahteraan petani yang bertumpu pada pertanian industri berskala menengah dan korporasi petani," terang Samsuddin

Ia menjelaskan, dalam pelaksanaannya, strategi diarahkan pada keterpaduan sistem usaha agribisnis pertanian yang terintegrasi dan berkelanjutan melalui tiga pendekatan pembangunan pertanian yaitu Pendekatan Kawasan; Pendekatan Komoditas; dan Pendekatan Multigate System.

Khusus untuk kelapa, data Angka Tetap Tahun 2019, Data Statistik Perkebunan, Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara menunjukkan Luas panen 150.584 hektar, produksi 220.467 ton/tahun, Produktivitas 1.464 kg/hektar, jumlah pekebun mencapai 35.049 KK.

Pada tahun 2018, terjadi gejolak di daerah lantaran harga kopra turun drastis. Kondisi ini sangat menyusahkan para petani yang bergantung pada komoditas ini. Akibatnya, terjadi demonstrasi besar-besaran oleh masyarakat dan elemen mahasiswa baik di Halmahera maupun di Ternate.

Pemerintah daerah daerah saat itu didesak mencari jalan keluar menstabilkan kembali harga kopra. Bahkan, Pemerintah Pusat diminta untuk mengintervensi kondisi itu.

"Dampak dari anjloknya harga kopra sangat dirasakan terutama bagi perkebunan dan berimbas pada pemenuhan kebutuhan rumah juga sektor pendidikan," ungkap Samsuddin

Jurus Jitu Pemerintah Provinsi Maluku Utara

Samsuddin menyampaikan, pada tahun 2020, Pemprov mencanangkan program Gerakan Orientasi Ekspor Untuk Rakyat Sejahtera atau GOSORA. Program ini merupakan jurus jitu AGK-YA dalam mempertahankan eksistensi kelapa dan komoditas utama lainnya di Maluku Utara.

Dalam memastikan keberlangsungan ekosistem kelapa dengan bentuk penanganan hulu-hilir, GOSORA akan memfokuskan kegiatan utama pada tiga aspek, Pertama Peningkatan Produksi, Mutu, dan Daya Saing, Kedua, Kelembagaan Ekonomi, Pembiayaan dan Investasi, dan Ketiga Kebijakan dan Regulasi.

"Target diakhir tahun 2024 angka produksi dan produktivitas naik 70 persen dan penurunan laju rusak akan tanaman akibat umur tanaman tua maupun akibat serangan hama dan penyakit," ujarnya.

Lebih jauh, mantan Pj Bupati Pulau Morotai ini menjelaskan, untuk target perkebunan dirancang dengan dua pendekatan, yakni pendekatan optimis dan realistis.

Perancangan target dengan dua skema tersebut didasarkan pada beberapa asumsi utama. Pertama, Asumsi Realistis, yaitu satu-satunya komoditi yang yang pernah diekspor langsung adalah kopra, dan volume tertinggi yang bisa diekspor adalah 7-14 persen dari total produksi.

Kedua, Asumsi Optimis, target kinerja ditetapkan sesuai target Kementan RI dan Gratieks, Dukungan multi-stakeholder yang bersinergi, dan peningkatan infrastruktur ekspor yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Program GOSORA untuk pengembangan kelapa difokuskan di empat kabupaten, yaitu Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Utara, Kepulauan Sula, dan Kabupaten Pulau Morotai.

Program Gerakan Orientasi Ekspor Untuk Rakyat Sejahtera ini juga lanjut Samsuddin, memiliki keterpaduan dengan program dari pemerintah pusat, diantaranya Gerakan Tigakali Lipat Ekspor Pertanian (Gratieks), Gerakan Peningkatan Nilai Tambah dan Saya Saing (Grasida).

"Keterpaduan Program antara pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat mempercepat pengembangan komoditi yang berkualitas dan memberikan nilai tambah demi kesejahteraan petani kebun dan perekonomian wilayah," harap Sekda Malut saat memaparkan 'Jurus Jitu Mempertahankan Eksistensi Kelapa Maluku Utara' (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES