Peristiwa Daerah

Praktik Boikot Produk Prancis Belum Terjadi di Lamongan

Selasa, 17 November 2020 - 16:23 | 53.35k
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lamongan, KH. Masnuri Arif, saat memberikan keterangan kepada wartawan, Selasa (17/11/2020). (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lamongan, KH. Masnuri Arif, saat memberikan keterangan kepada wartawan, Selasa (17/11/2020). (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Seruan boikot produk Prancis di Indonesia sudah berlangsung lebih dari sepekan yang lalu. Meski demikian, di Kabupaten Lamongan hingga saat ini belum ada aksi serupa.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lamongan, KH Masnuri Arif, mengungkapkan bahwa pihaknya belum mendapatkan laporan adanya aksi boikot produk Prancis, yang merupakan buntut dari ucapan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, terkait karikatur Nabi Muhammad.

Menurut Masnuri, masyarakat Lamongan sudah memiliki wawasan moderasi umat beragama yang diinisiasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

"FKUB sudah banyak berdialog kepada masyarakat agar mempunyai wawasan moderat sebagai sikap beragama, seperti toleransi, sejuk, dan cinta perdamaian, seperti yang banyak di gaungkan NU dan Muhammadiyah," kata Masnuri, Selasa (17/11/2020).

Masnuri mengaku bersyukur di Lamongan tidak sampai terjadi pemboikotan produk Prancis, karena Ia menilai bahwa seruan untuk boikot produk Prancis adalah sesuatu yang berlebihan.

"Sebagian masyarakat yang menanggapi pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron seperti itu (boikot produk Prancis), bisa jadi awal dari tindakan kekerasan dan berlebih-lebihan," tuturnya.

Lebih lanjut Masnuri mengatakan, aksi pemboikotan produk Prancis secara massal hanya akan berimbas pada sektor ekonomi. Menurutnya, tidak ada relevansinya urusan agama dengan ekonomi.

"Jika terus di lakukan maka industri produk prancis yang ada di Indonseia cepat lambat akan gulung tikar dan terjadi pemecatan pekerja yang didalamanya juga terdapat karyawan beragama Islam. Jelas hal tersebut menyiksa saudara kita sendiri," tutir Masnuri.

Masnuri pun mengimbau kepada masyarakat, khususnya di Kabupaten Lamongan, agar tidak ikut-ikutan melakukan boikot produk Prancis dan menyikapi tindakan yang menyakiti umat Islam, dengan hal-hal yang positif.

"Pernyataan seperti yang diungapkan Macron secara garis besar memang melukai hati muslim, akan tetapi tidak harus dimaknai secara berlebihan sampai mengerahkan massa dan kelompok. Baiknya dimaknai sebagai pelecut untuk memperbaiki diri sebagai individu muslim yang lebih baik," ucap Ketua FKUB Kabupaten Lamongan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES