BKKBN Sulteng Akan Launching Program Integrasi Patujua
TIMESINDONESIA, PALU – Dalam waktu dekat ini BKKBN Sulteng akan melaunching program integrasi Patujua sebagai strategi percepatan penurunan perkawinan anak yang kian mengkhawatirkan.
Rencana itu disampaikan Kepala BKKBN Perwakilan Sulteng Maria Ernawati saat audiensi dengan Gubernur Longki Djanggola, Senin (16/11)2020) di Kantor Gubernur Sulteng.
"Walaupun perkawinan anak telah dilarang undang-undang akan tetapi faktanya masih banyak masyarakat yang mendukungnya," ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut terlihat dengan Sulteng yang menduduki peringkat lima provinsi jumlah perkawinan anak terbanyak selain Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Sementara dari hasil mini survey BKKBN, menunjukkan motif agama jadi alasan terkuat mengapa masyarakat, khususnya orang tua dan pasangan belia mendukung perkawinan anak.
“Karena takut zina maka memilih nikah dini,” ungkap kepala perwakilan kepada gubernur.
Menurut Gubernur Longki Djanggola, faktor tadi hanyalah salah satu pembenaran melegalkan perkawinan anak selain faktor budaya yang masih kuat dipegang masyarakat.
“Ada anggapan mengawinkan anak di usia dini itu malah suatu kebanggaan,” kata Longki.
Padahal, kata dia, jika didalami ada banyak kerugian yang akan menimpa pasangan usia anak misalnya calon bayi berpotensi stunting, kematian ibu melahirkan, perceraian dini, kemiskinan dan putus sekolah.
Karena itu, Gubernur sangat mengapresiasi terobosan program integrasi Patujua yang diangkat BKKBN untuk mempercepat penurunan perkawinan anak di Sulteng. “Paling penting sosialisasinya supaya berjalan fokus dan terarah,” ujar gubernur.
Ia juga meminta BKKBN Sulteng dalam menjalankan program integrasi Patujua menyertakan para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk membantu pencegahan karena akar masalahnya lanjut gubernur antara lain budaya, orangtua dan agama. “Saya harap harus betul-betul dicarikan solusinya dan mudah-mudahan launching Patujua sukses,” ungkapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sholihin Nur |