Ekonomi

Riset Markplus di Sumsel, 14,3 Persen Warga Berwirausaha di Masa Pandemi

Senin, 16 November 2020 - 18:00 | 44.90k
Webinar dan Riset Markplus terkait pemulihan ekonomi di Sumsel (Foto : Webinar Markplus)
Webinar dan Riset Markplus terkait pemulihan ekonomi di Sumsel (Foto : Webinar Markplus)

TIMESINDONESIA, PALEMBANG – Pemulihan ekonomi terus gencar dilakukan pemerintah paska pandemi Covid-19 termasuk pemulihan ekonomi di daerah Sumatera Selatan (Sumsel) melalui UMKM. Untuk mendalami ini MarkPlus melakukan riset untuk mengetahui ketertarikan masyarakat dalam berwirausaha di Sumsel.

Riset Markplus ini juga bertujuan untuk mengetahui kendala dan langkah yang dihadapi masyarakat dalam berwirausaha serta mengetahui peluang dan ketertarikan usaha di daerah Sumsel.

Adapun riset yang dilakukan kepada 35 responden dengan dominasi 65,7% pria dan usia 40% responden 25 sampai 34 tahun dan 37,1% berusia dibawah 25 tahun ini menunjukan minat masyarakat Sumsel yang cukup tinggi terhadap aktivitas wirauasaha.

Webinar dan Riset Markplus a

“Lebih dari 57% responden mengatakan telah mulai berwirausaha dan lebih dari 14,3% mulai berwirausaha semenjak pandemi ini,” ujar Senior Business Analyst MarkPlus, Inc. Anggia Aryandita dalam MarkPlus Government Roundtable: Pemulihan Ekonomi di Sumatera Selatan Melalui UMKM, Senin (16/11/3020) via daring.

Menurutnya Ketertarikan berwirausaha di era pandemi mengalami peningkatan, di mana 28,6% responden berniat berwirausaha dalam waktu dekat dengan bidang usaha makanan dan minuman, fashion, retail/eceran, kerajinan, dan tekstil.

"Selain itu, jenis bidang usaha terkait Covid-19 juga banyak dilirik oleh 51,4% responden. Mereka tertarik untuk memulai berwirausaha dengan jenis usaha jual beli masker, produk herbal/vitamin, sanitizer, alat test rapid mandiri, dan jual beli face shield," ungkap Anggia.

Dia juga menjelaskan berwirausaha pada masa pandemi ini memiliki berbagai tantangan terkait distribusi bahan baku atau supplier.

"Sebesar 55,6% responden mengaku adanya peningkatan harga, 38,9% pengiriman yang memakan waktu lama, 33,3% ketersediaan yang terbatas serta 11,1% kualitas bahan baku dari supplier yang menurun," terang Dia.

Selain itu responden juga merasakan kendala terkait permodalan sebanyak 54,3%, persaingan yang tinggi sebanyak 31,4%, jaringan pemasaran sebanyak 31,4%, dan menurunnya permintaan sebanyak 28,6%.

Untuk itu, para wirausahawan melakukan beberapa hal sebagai solusi dari sejumlah saat berwirausaha di atas. "Di antaranya mengajukan permohonan ke bank daerah Sumsel, mengajukan permohonan ke Bank BUMN, dan mengajukan permohonan ke bank swasta," ungkap Senior Business Analyst MarkPlus, Inc ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES