Ekonomi

Gubernur Jatim Minta Ikon Bondowoso Republik Kopi Kembali Digaungkan

Senin, 16 November 2020 - 12:25 | 84.64k
Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat kunjungan ke Kabupaten Bondowoso sekaligus memberikan bantuan bibit kopi. (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat kunjungan ke Kabupaten Bondowoso sekaligus memberikan bantuan bibit kopi. (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Semenjak pemeritahan Bupati Salwa-Irwan, gaung BRK (Bondowoso Republik Kopi) mulai redup. Hal ini terbukti, kegiatan yang berkaitan dengan kopi. Seperti pameran kopi, FKN (Festival Kopi Nusantara), dan sebagainya tak ada lagi.

Padahal kopi di Bumi Ki Ronggo diakui sebagai kopi kualitas sangat baik. Sementara BRK, sudah mendapatkan HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) sbagai brand kopi Bondowoso.

Namun di sisi lain. Pemerintah Provinsi Jawa Timur, ternyata memiliki perhatian khusus terhadap BRK. Hal itu disampaikan langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.

Khofifah berharap, ikon Bondowoso Republik Kopi betul-betul memberikan penguatan yang signifikan. Terhadap kesejahteraan masyarakat. 

"Saya berharap pemuda bisa masuk ke berbagai proses ikon Republik Kopi ini," katanya usai meresmikan Graha PMII Bondowoso, Minggu (15/11/2020) malam.

Dalam rangka membantu membangkitkan kembali gaung BRK. Khofifah memberikan bantuan 100 ribu bibit kopi dan 20 ton pupuk organik. 

"Karena kopi organik marketnya luar bisa. Di dalam maupun di luar negeri," jelas Gubernur yang baru mendapatkan Anugerah Bintang Mahaputera Utama tersebut.

Menurutnya, demand atau permintaan kopi di dalam dan luar negeri sangat tinggi. "Berdasarkan perkiraan Kantor Perwakilan BI, dengan demand seperti sekarang dan suplai seperti sekarang. Tiga tahun ke depan kita bisa import," jelasnya.

Maka dari itu, peremajaan atau replanting sangat penting dilakukan. Salah satunya di Kabupaten Bondowoso, yang merupakan penghasil kopi dengan kualitas sangat baik. 

"Maka proses penanaman penting. Proses replanting harus dilakukan. Apalagi tanah di Bondowoso sangat memungkinkan untuk menghasilkan kopi kualitas tinggi," jelas mantan Menteri Sosial tersebut.

Menggapi hal itu, penggagas BRK, Drs. Amin Said Husni mengatakan, bahwa dorongan gubernur agar Pemkab Bondowoso terus mengembangkan kopi sebagai produk unggulan. Serta mempertahankan BRK sebagai ikon. Merupakan pengakuan nyata terhadap potensi unggulan Bondowoso.

"Maka semua stakeholder. Mulai hulu sampai hilir. Petani, penyedia layanan cafe. Termasuk pemeritah harus terus bersinergi untuk mengembangkan kopi sebagai produk unggulan," jelas bupati dua periode (2008-2018) tersebut.

Menurutnya, tidak semua daerah punya potensi kopi. Apalagi potensi Kopi Arabika. Dengan ketinggian 1.500 Mdpl (meter di atas permukaan laut).

"Ini adalah sebuah anugerah yang tidak dimiliki semua kabupaten yang lain. Kita harus merawat ini sebagai bentuk syukur kita kepada Allah," paparnya.

Apalagi kata dia, demand kopi dari tahun ke tahun terus bertambah. "Sementara suplai dari daerah penghasil kopi lebih rendah dari permintaan," imbuhnya. 

Menurutnya, Bondowoso Republik Kopi ini adalah milik Bondowoso. Bukan pemeritah sebelumnya. Khofifah menambahkan, mungkin saat ini, pemeritahan sekarang punya prioritas yang sesuai dengan visi-misi dan RPJMD-nya. "Kemudian juga dihadapkan dengan situasi pendemi Covid-19. Pandemi sudah reda. Mudah-mudahan masyarakat termasuk pemeritah menggairahkan industri kopi," harapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES