Peristiwa Daerah

Getih Getah Gula Klapa akan Kembali Hadir di Candi Simping Blitar

Senin, 16 November 2020 - 09:15 | 61.11k
Bupati Blitar Rijanto menghadiri Getih Getah Gula Klapa  pada tahun 2019.( Foto: Sholeh/ TIMES Indonesia)
Bupati Blitar Rijanto menghadiri Getih Getah Gula Klapa  pada tahun 2019.( Foto: Sholeh/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BLITARGetih Getah Gula Klapa akan kembali hadir di Candi Simping, Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada 17 November 2020 besok.

Getih Getah Gula Klapa merupakan peringatan berdirinya Kerajaan Majapahit yang digagas oleh Komunitas Sulud Sukma bersama Karang Taruna Nusantara 1 Desa Sumberjati.

Pada tahun ini, Getih Getah Gula Klapa mengangkat tema "Trantanan’ sebagai tema dalam peringatan 727 tahun berdirinya Kerajaan Majapahit yang ditandai dengan penobatan Sri Kertarajasa Jayawardhana di tahun 1293 silam.

"Perlu diketahui bahwa pada tahapan seorang anak mulai berjalan, orang Jawa mengenal istilah 'trantanan' yang artinya masih harus dipegangi oleh orang tuanya," kata Rahmanto Adi, Ketua Komunitas Sulud Sukma, Senin (16/11/2020).

‘Trantanan’ menggambarkan bahwa tahun 2020 Getih Getah Gula Klapa baru berusia 4 tahun atau masih balita. Rahmanto katakan, hal itu masih jauh perjalanan untuk menggapai cita terwujudnya Pusat Kajian Budaya Majapahit dan Peradaban Nusantara di komplek Candi Simping, tempat Sang Proklamator Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya didharmakan.

"Tujuan Getih Getah Gula Klapa adalah memperkenalkan kembali pada masyarakat luas bahwa komplek Candi Simping merupakan sebuah situs budaya yang menyimpan sejarah besar kejayaan Nusantara," jelasnya.

Rahmanto mengemukakan, Candi Simping adalah tempat pendharmaan raja pertama sekaligus pendiri kerajaan Majapahit yakni Nararya Sanggramawijaya atau biasa disebut Raden Wijaya. Oleh karena itu, Getih Getah Gula Klapa juga dalam rangka mengingatkan keberadaan Candi Simping sebagai tempat pendharmaan Nararya Sanggramawijaya seperti yang terdapat dalam Negarakrtagama pupuh 47.

"Menciptakan sebuah etalase kebudayaan sebagai bagian dari cita-cita mewujudkan Candi Simping sebagai Pusat Kajian Budaya Majapahit dan Peradaban Nusantara," ulasnya.

Menurut Rahmanto, Blitar sudah dikenal sebagai Bumi Laya Ika Tantra Adi Raja juga dikenal sebagai Bumi Proklamator Nusantara I dan Candi Simping sebagai etalase budaya bisa menjadi tempat untuk menggali inspirasi nasionalisme kebangsaan. 

Candi Simping merupakan tempat bersejarah, karena di candi inilah didharmakan abu dari Raden Wijaya, sang pendiri kerajaan Majapahit," urainya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES