Pendidikan

Cerita Siswa di Gorontalo Saat Sekolah Tatap Muka Perdana

Senin, 16 November 2020 - 08:17 | 59.59k
Siswi MTS Al Mujahidin Kabupaten Bone Bolango tengah bersuka cita menyambut pembelajaran secara tatap muka (FOTO: Ramadhan)
Siswi MTS Al Mujahidin Kabupaten Bone Bolango tengah bersuka cita menyambut pembelajaran secara tatap muka (FOTO: Ramadhan)

TIMESINDONESIA, BONE BOLANGO – Kokok ayam mulai terdengar, fajar membiru, sang surya mulai menampakkan diri, dan kicauan burung terdengar merdu memecah keheningan pagi di Desa Dutohe Barat, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Windri langsung membuka matanya, mengambil handuk, dan langsung mandi.

Pagi itu sedikit berbeda, setelah mandi, Windri langsung sibuk mengotak-atik buku yang sudah lama tersusun rapi di kamarnya. dirinya sedang mempersiapkan perlengkapan belajar yang selama ini tidak digunakan. Sejak 10 November 2020 lalu, beberapa sekolah di Kabupaten Bone Bolango mulai menyiapkan diri melaksanakan pelajaran tatap muka.

"Hari ini saya mulai sekolah lagi, jadi saya harus mandi pagi, dan mempersiapkan segala keperluan, misalnya buku catatan, buku cetak, pulpen dan peralatan lainnya," kata Windri dengan begitu semangat.

Sudah terhitung kurang lebih delapan bulan, Windri hanya menghabiskan waktu sekolah di depan Gadget. ia tak bisa bercanda tawa dan bercerita dengan teman-teman sekelas saat pembelajaran dimulai melalui aplikasi meeting. Hanya mendengar dan mengetik semua permintaan guru saat pembelajaran daring yang mereka bisa lakukan saat itu,  

Namun, kejenuhan itu mulai pudar, tugas-tugas yang dulunya dikerjakan menggunakan perangkat elektronik, kini mulai bisa dikerjakan dengan ditulis tangan. ia tak menyangka bisa belajar langsung lagi dengan guru dan rekan-rekannya di kelas.

"Saya sudah bosan sekolah daring, karena tidak bisa berinteraksi dengan teman-teman. orang tua pun membatasi kita saat pandemi covid-19 ini," ungkapnya

Saat Gorontalo menjadi daerah kedua setelah Jawa Timur yang memiliki persentase kasus covid-19 terendah, beberapa sekolah mulai mengevaluasi sistem pembelajaran mereka. Seperti yang dilakukan pihak MTS Al Mujahidin yang memutuskan untuk mengadakan sekolah tatap muka menjelang ujian akhir semester. 

"Saat kita mengevaluasi belajar daring, ternyata absensi siswa menurun, penyelesaian tugas dari siswa juga ikut turun. sehingga kami sepakat untuk sekolah tatap muka dengan metode Luring," ujar Salim Isima, Kepala Sekolah MTS Al Mujahidin. 

Sekolah MTS Al Mujahidin hanya melaksanakan waktu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) hanya tiga jam mulai dari pukul 7.00 pagi sampai pukul 10.00 wita. 

Usai memutuskan, pihak sekolah, pihak sekolah langsung menjadwalkan untuk rapat dengan orang tua siswa. Pertemuan pun digelar secara virtual, dan mayoritas wali murid mendukung langkah pihak sekolah, mereka mengaku kesulitan menjaga anak-anak saat belajar daring, sementara pekerjaan rumah dan kantor masih mengantre. 

Setelah wali murid mengizinkan untuk belajar tatap muka, pihak sekolah langsung menyiapkan sarana dan prasarana. Penerapan Protokol kesehatan menjadi kunci keberhasilan pembelajaran tatap muka.

"Kita buat wastafel untuk cuci tangan tersedia di depan kelas, kita bangun bilik di setiap meja pelajar, pengaturan jumlah siswa hingga aturan selama proses belajar mengajar," ujar Kepala Sekolah. 

Jika ada siswa yang kurang sehat, belum diizinkan untuk masuk, guru tetap akan memberikan pembelajaran daring bagi yang tidak sempat hadir di kelas. setiap satu kelas, dibagi menjadi dua rombongan belajar, agar bisa menjaga jarak dan tidak terjadi kerumunan di kelas.

Siswa tidak diizinkan melakukan kegiatan atau olahraga yang ada kontak fisik selama di kelas. "Kita minta mereka bawa makanan dari rumah, supaya tidak keluar sekolah untuk jajan. Siswa setiap saat diawasi agar tetap menerapkan protokol kesehatan," jelasnya

Meski begitu, pihak sekolah hanya bisa melakukan pembelajaran tatap muka hanya digelar dalam skala kecil. Dalam kurun waktu sehari, sekolah hanya mengizinkan satu kelas untuk masuk mengikuti proses pembelajaran tatap muka itu. 

Walaupun begitu, pihak sekolah pun mengaku bersyukur bisa menggelar kembali pembelajaran tatap muka. Siswa-siswa terlihat sangat antusias saat proses belajar. Para guru bisa kebut materi yang tertinggal.

Windri pun mengaku sangat senang bisa melihat langsung dan bercanda bersama, walaupun tak bisa saling bersentuhan langsung. "Saya sangat rindu dengan teman-teman dan guru-guru saya. semoga pandemi ini cepat berakhir," ucap Windri. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES