Peristiwa Daerah

Kunjungi Bank Sampah Tubo, Kadis DLH Malut Berharap Bisa Diterapkan di Daerah Lain

Minggu, 15 November 2020 - 19:04 | 62.58k
Kadis DLH Fachrudin (kaos kerah putih) saat diskusi singkat dengan pengurus Bank Sampah Tubo di tempat penampungan sampah. (Foto: Wahyudi Yahya/ TIMES Indonesia)
Kadis DLH Fachrudin (kaos kerah putih) saat diskusi singkat dengan pengurus Bank Sampah Tubo di tempat penampungan sampah. (Foto: Wahyudi Yahya/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TERNATE – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Maluku Utara (Malut) Fachrudin Tukuboya pada Minggu (15/11/2020) siang mengunjungi Bank Sampah Tubo, yang terletak di kelurahan Tubo, kecamatan Ternate Utara, kota Ternate.

Kunjungan Fachrudin yang didampingi dua orang stafnya itu dalam rangka menyaksikan secara langsung operasional sampah binaan PT. Pertamina DPPU Babullah Ternate ini. Kedatangan mereka disambut oleh Community Development specialist CSR PT Pertamina (persero) DPPU Babullah Aprilya Lestari, dan Ketua bank sampah Tubo Jadid Kader.

Bank sampah ini terbentuk pada tahun 2017 dengan beranggotakan 10 orang. Namun sempat vakum diawal tahun 2020 karena pandemik Covid-19 yang melanda hampir seluruh dunia.

Kadis DLH Fachrudin a

Meski begitu, semangat Jadid dan rekan-rekannya pantang surut. Didampingi DPPU Babullah, mereka tetap beroperasi menjalankan usaha membeli dan mengumpulkan sampah dari masyarakat.

Community Development specialist CSR PT Pertamina (persero) DPPU Babullah, Aprilya Lestari mengungkapkan, sampah yang diambil tak hanya di delapan RT yang berada di kelurahan Tubo, namun sudah melebar ke kelurahan Akehuda dan Tafure, bahkan sudah masuk ke sejumlah sekolah di wilayah itu.

Dalam sebulan, bank sampah ini berhasil menampung sebanyak 3 ton sampah di tempat penampungan yang dibangun oleh Kementerian PUPR RI. Sampah yang terkumpul itu lalu dijual ke pengepul.

Para pelanggan kata Aprlya, diberikan buku tabungan bank sampah, dan saat ini sudah mencapai 130 nasabah.

Selain itu, bank sampah tubo berinovasi membuat pupuk kompos dari pupuk organik, sehingga tidak hanya pupuk non organic yang dimanfaatkan (dijual). “Dilihat para petani sangat butuh pupuk jadi kita manfaatkan pupuk organik,” ujarnya. 

Aprilya menambahkan, saat ini bank sampah sudah bekerja sama dengan dinas lingkungan hidup, DWP Malut dan pemberdayaan perempuan untuk sosialisasi manajemen pengelolaan sampah yang baik seperti apa.

"Itu dilakukan untuk merubah mindset masyarakat tentang sampah. Sampah tidak hanya berakhir di TPA tapi bisa punya nilai lebih," imbuhnya.

Kadis DLH Fachrudin b

Ditempat yang sama, Kadis DLH Fachrudin mengapresiasi tingkat kesadaran masyarakat Tubo yang membentuk bank sampah sehingga memiliki nilai ekonomi, selain menjaga lingkungan tetap bersih dari sampah baik organik maupun non organik. "Kita berharap kegiatan ini di duplikasi ke daerah-daerah yang lain," ucap Fachrudin kepada TIMES Indonesia disela-sela kunjungannya. 

Ia juga mengapresiasi DPPU Babullah yang konsen mendampingi pengelola bank sampah, mulai dari manajemen pengelolaan hingga mencari langganan penjual sampah.

Fachrudin menyadari sampah menjadi masalah krusial, untuk itu keterlibatan semua pihak dalam menjaga lingkungan tetap bersih dari sampah sangat diharapkan.

"Saya berharap sebenarnya teman-teman dari BUMN, BUMD, bisa melakukan kegiatan yang sama seperti yang dilakukan DPPU Babullah, karena ini sangat bermanfaat. Kalau saya lihat dari aspek lingkungan sendiri udah sangat mengena, tapi dari sisi ekonominya itu luar biasa," ungkap Fachrudin. 

Pemprov Malut kata dia, berkomitmen memberikan dukungan jangka panjang kepada bank sampah. Disamping terus melakukan sosialisasi agar kegiatan serupa juga dilakukan di daerah lain.

Disamping itu, ia juga berupaya mendorong kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, melalui bank sampah yang sudah berhasil.

"Satu instrumen untuk mendorong kesadaran masyarakat adalah keberhasilan. Karena masyarakat melihat contoh dulu," tandasnya. 

Salah satu yang sudah berhasil memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos adalah Ibu Masaad. Warga kelurahan Tubo yang memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam Salada, Bayam, dan Sawi. Tanaman itu, hanya dikasih pupuk kompos hasil produksi sendiri yang di support CSR DPPU Babullah.

Dari hasil menanam itu, ibu Masaad mendapatkan keuntungan Rp4 juta setiap kali panen, dalam kurun waktu hanya tiga bulan.

"Ini yang kita harapkan, menjadi contoh untuk warga yang lain. Memanfaatkan pekarangan rumah, membuat pupuk sendiri dan mendapatkan keuntungan," tandas Fachrudin usai mengunjungi Bank Sampah Tubo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES