Gaya Hidup

Jangan Berlebihan, Ini Cara Memuji Anak dengan Benar

Minggu, 15 November 2020 - 06:19 | 88.97k
Ilustrasi - (Foto: Freepik/user18526052)
Ilustrasi - (Foto: Freepik/user18526052)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wah, kamu hebat! Kamu pintar sekali! Kalimat-kalimat tersebut sering terucap saat kita memuji anak. Meski pujian merupakan sebuah apresiasi atas prestasi anak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pujian yang tidak tepat ternyata bisa juga memberikan dampak buruk bagi perkembangan anak.

Jika tidak ingin salah langkah dalam memberi pujian pada anak, coba perhatikan beberapa hal berikut ini, seperti dilansir dari Hello Sehat.

1. Puji anak secara spesifik

Kata-kata yang keluar sebagai pujian perlu diperhatikan. Pujilah anak secara spesifik atau tepat sasaran. Mungkin banyak di antara orangtua yang memuji secara general, yang artinya sangat luas. Contohnya, “Nak, kamu hebat main bola.”

Bila pujian tersebut diartikan, tentu bisa meliputi banyak hal. Apakah anak baik dalam menendang, menggiring, atau menjaga gawang dari bola lawan. Anak tentu akan menangkap bahwa ia menguasai semua hal itu. Padahal belum tentu demikian.

Jadi, cobalah untuk memuji anak dengan tepat sasaran. Misalnya, “Kamu pintar banget jaga gawangnya. Papa yakin kamu bisa jadi kiper yang hebat nanti.” Dengan pujian seperti ini, anak akan lebih memahami keunggulan dalam dirinya.

2. Puji anak dengan tulus

Supaya tidak berlebihan, Anda perlu mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan pujian pada anak. Jadi, jangan memuji anak terlalu sering karena bisa menimbulkan kesan bahwa pujian tersebut tidak tulus.

Terlalu sering memuji juga bisa membuat Anda tak lagi dipercaya oleh anakl. Parahnya lagi, ini akan membuat anak kesulitan membedakan apakah pujian ini tulus atau mungkin hanya sekadar basa-basi.

Ketulusan dalam memuji anak bisa diwujudkan dengan melibatkan emosi Anda. Cobalah untuk memusatkan perhatian Anda pada si kecill, pilih kata yang tepat untuk memuji, dan tunjukkan ekspresi dan gerakan tubuh bahwa Anda benar-benar bangga atas prestasinya.

3. Puji prosesnya bukan hasilnya

Pujian tidak selalu berbicara tentang hasil yang dicapai oleh anak Anda. Akan tetapi, bisa juga pada proses dan usaha anak Anda untuk mendapatkannya. Inilah pujian yang sifatnya membangun seseorang agar menjadi lebih baik di kemudian hari.

Nah, salah satu contoh memuji anak yang membangun, “Gimana susah nggak ulangannya? Yaudah nggak usah cemas lagi, yang penting Papa lihat kamu sudah belajar maksimal semalam.”

Bila Anda perhatikan baik-baik, contoh memuji anak di atas memang tidak membanggakan hasil yang dicapai anak, melainkan proses dan usaha yang dilakukan anak. Dengan begitu, anak merasa usaha yang telah dilakukannya juga dihargai tanpa bergantung pada hasil yang mungkin didapat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES