Peristiwa Daerah

Bamboobike Svargalhoka, Sepeda dari Bambu Asal Lamongan

Sabtu, 14 November 2020 - 20:12 | 303.13k
Bamboobike Svargalhoka berjenis MTB, inovasi dari Sujarwo memanfaatkan bambu bongkotan yang tidak terpakai. (FOTO: Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)
Bamboobike Svargalhoka berjenis MTB, inovasi dari Sujarwo memanfaatkan bambu bongkotan yang tidak terpakai. (FOTO: Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Di masa pandemi, sepeda menjadi salah satu transportasi favorit masyarakat di Indonesia tak terkecuali Kabupaten Lamongan. Ide unik datang dari pengrajin asal Lamongan yang membuat Bamboobike Svargalhoka, yang merupakan sepeda dari bambu

Selama ini yang kita tahu bahan utama pembuatan sepeda adalah dari logam mulai aluminium, karbon, titanium, chromoly dan besi. Namun di Lamongan ada yang lain, yakni membuat sepeda dengan bahan utama bambu. 

Sepeda bambu dari Lamongan ini adalah Bamboobike Svargalhoka. Saat ini Bamboobike Svargalhoka sudah ada dalam berbagai tipe atau jenis seperti MTB, Fixie dan Road Bike (sepeda balap) yang diciptakan dari tangan trampil Sujarwo. 

Bahan utama sepeda unik ini adalah bambu bongkotan (pring lanang) yang dipadukan dengan bahan aluminium dan besi. Sedangkan Svargalhoka merupakan perpaduan nama dari tiga anak Sujarwo. 

Sepeda tersebut jarang dimiliki masyarakat sehingga memiliki nilai jual ekonomi yang tinggi, bisa ditemukan di Desa Mungli, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan.    

“Gagasan saya membuat sepeda ini bermula dari banyaknya bambu yang terbuang sia-sia akibat pelebaran pembangunan. Kemudian saya manfaatkan menjadi produk sepeda yang unik bernilai ekonomis,” aku Sujarwo.   

Sepeda dengan bahan utama sekitar 70-80 persen tersebut pada bagian frame atau rangkanya ditambah dengan polesan cat clear (warna jernih) menjadikan serat alami dari bambu menambahkan kesan mewah namun klasik dari Bamboobike Svargalhoka.     

Untuk proses pembuatan sepeda ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Terutama saat proses penyatuan batang bambu dengan bahan logam. Karena setiap pengeleman serat fiber, serat rami, optik dan serbuk kayu membutuhkan waktu 8-9 jam.

Satu Bamboobike Svargalhoka rata-rata mengabiskan 2-3 bambu bongkotan dengan menggunakan peralatan seadanya untuk membentuk bambu agar sesuai keinginan.

Mulai dari proses awal penyambungan kayu dan logam bagian buttom breaker, headtub dan as belakang, finishing (pengecatan) frame sampai dengan sepeda tersebut layak digunakan itu membutuhkan waktu 10-15 hari.

”Kekuatan sambungan saya pastikan kuat bahkan tidak meragukan. Karena sebelum sepeda tersebut layak jual dan digunakan sudah melalui test di medan tanjakan dan medan berbatu dengan jarak puluhan kilometer,” ucapnya.   

Tak hanya itu membuat Bamboobike terdapat tingkat kesulitan yang luar biasa, ketika harus memasukkan kabel hand rem dan kabel pengoper gear rantai sepeda kedalam batang bambu.

“Sehingga untuk frame sepeda saja, kami hargai senilai Rp 3 juta. Sedangkan untuk 1 unit Bamboobike sekitar Rp 6-8 juta dengan spare part sepeda standart,” kata Jarwo sapaan Sujarwo.

Sejak 2019, Jarwo baru berhasil memperoduksi bamboobike svargalhoka 3 unit sepeda. Yang pertama 1 unit sepeda jenis fixie, dan 2 unit sepeda jenis MTB serta 1 frame sepeda. 

“Namun selama ini, saya memasarkan Bamboobike Svargalhoka itu masih terbatas melalui media sosial. Satu unit sepeda jenis MTB telah terjual dengan harga Rp. 6 juta,” aku warga Desa Mungli, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES