Peristiwa Daerah

Hari Kesehatan Nasional, Dokter RS Onkologi Surabaya Ingatkan Bahaya Kanker Serviks

Sabtu, 14 November 2020 - 16:05 | 89.67k
Dr. Wita Saraswati, dr. SpOG(K), dari RS Onkologi Surabaya saat webinar Deteksi Dini Kanker Serviks, Sabtu (14/11/2020).(Tangkapan Layar)
Dr. Wita Saraswati, dr. SpOG(K), dari RS Onkologi Surabaya saat webinar Deteksi Dini Kanker Serviks, Sabtu (14/11/2020).(Tangkapan Layar)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Semenjak pandemi Covid-19, masyarakat seakan terlupa dengan bahaya kanker serviks yang merenggut nyawa perempuan sekitar 8 persen di dunia, dan menempati urutan kematian keempat penyebab kanker. Hal inilah yang ingin diingatkan kembali oleh Dr. Wita Saraswati, dr. SpOG(K), dari RS Onkologi Surabaya, bahwa kanker serviks ini sangat berbahaya bagi perempuan manapun.

Penyakit ini tak hanya menjangkiti usia lanjut, yang berusia produktif pun juga rawan terkena penyakit ini. 

Webinar.jpg

"Tahun 2000 artis terkenal Nita Tilana meninggal pada usia 32 yang relatif muda, kanker tak hanya dialami perempuan usia lanjut. Semenjak itu banyak perempuan berduyun-duyun memeriksakan Pap Smears," kata Dr. Wita sambi menunjukkan foto artis di seminar online Zoom, Sabtu(14/11/2020).

Dalam memperingati Hari Kesehatan Nasional 2020, Dr. Wita mengangkat bahaya kanker serviks dan cara pencegahannya. Karena dengan deteksi dini sebagai upaya pencegahan maka dampak fatal dari penyakit ini bisa ditangani. Sebab di negara maju angka kematian akibat kanker serviks bisa ditekan.

"Satu-satunya kanker yang bisa dideteksi, dan banyak dijumpai pada wanita di seluruh dunia khususnya negara berkembang, di negara maju angka kematian dan kejadian sangat berkatian dengan tersedianya pemeriksaan kanker serviks," tambahnya.

Berdasarkan data yang ditunjukkan Dr. Wita, Indonesia menempati urutan keempat kematian di dunia akibat kanker serviks, dan data 2019 ada 569, 647 kasus, per 100 ribu kasus ada 29, 9 kasus baru dan kematiannya separuh lebih. Sedangkan tiap 2 menit di dunia ada satu wanita meninggal akibat kanker serviks , dan di indonesia per 2 jam ada yang meninggal juga. 

Webinar-2.jpg

Agar jumlah penderita kanker serviks tidak bertambah banyak, maka perempuan Indonesia harus melakukan pencegahan dini dengan rutin melakukan Pap Smear, HPV (Human Papiloma Virus) tes maupun tes lain untuk mendeteksi kanker ini. Sebab wanita yang tak pernah melakukan tes Pap maka beresiko tinggi terkena kanker serviks.

"Wanita tak pernah menjalani tes pap secara teratur beresiko tertinggi menderita kanker serviks, termasuk wanita yang pernah melakukan hubungan seksual," terang Dr. Wita.

Kanker serviks umumnya disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18 yang ditularkan melalui hubungan seksual yang bisa menyebabkan luka, borok, tukak, dungkul benjolan di mulut rahim dan mempunyai kemampuan penyebaran atau metastasis ke organ sekitar serviks dan organ yang jauh. Sehingga diperlukan pemeriksaan rutin dan melakukan vaksinasi bagi perempuan berusia 9 sampai 13 tahun, untuk pencegahan dini.

"Cara hindari faktor resiko, vaksinasi HPV sebagai pencegahan primer dan deteksi dini pencegahan sekunder," jelasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES