Peristiwa Daerah

Kasus Pembobolan Rekening Bank, Kehilangan Rp 40 Juta Setelah Ditelepon dapat Hadiah dari BRI

Sabtu, 14 November 2020 - 14:56 | 184.66k
Ilustrasi pembobolan rekening bank. (Tim Infografis, Mindra Purnomo)
Ilustrasi pembobolan rekening bank. (Tim Infografis, Mindra Purnomo)

TIMESINDONESIA, CIREBON – Kejadian pembobolan rekening bank terjadi lagi, kali ini menimpa Windy (20) pemilik rekening BRI,  warga Desa Karangsari RT 09 RW 02 Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Wahyu Pangesti, teman dekat korban menjelaskan, kronologi kasus tersebut berawal ketika Windy membuka rekening di cabang Bank BRI Kuningan, sebesar Rp.40.650.000, Pada Rabu (4/11/2020). Ia dilayani oleh customer service (CS) berinisial A.

Wahyu-Pangesti.jpgWahyu Pangesti saat memberi keterangan di kantor TIMES Indonesia. (Foto: Dede Sofiyah/Times Indonesia)

Setelah selang dua hari, Windy tiba-tiba dihubungi seseorang yang mengaku dari pihak bank. Pria tersebut menelpon dan mengaku sebagai A yang merupakan customer service bank.

"Lewat telfon itu si dia menyebutkan nama nasabah lengkap dengan data diri, alamat, bahkan jumlah besaran ketika menabung. Kemudian mengatakan bahwa Windy mendapat hadiah karena membuka dan menabung dengan jumlah yang sangat besar," ujar Wahyu Pangesti, pada Sabtu (14/11/202020).

Kemudian pelaku mengatakan bahwa Windy mendapat hadiah karena membuka dan menabung dengan jumlah yang sangat besar.

Windy diberitahu mendapat hadiah sebesar Rp 400.000 dan di kirim melalui pulsa dengan besaran Rp 100.000 ribu selama empat hari.

"Saat itu Windy percaya karena yang menelpon tahu semua identitasnya, dan juga mengaku sebagai A, yang merupakam CS bank yang Windy temui ketika menabung di bank BRI," tambah Wahyu yang tak lain pacar korban.

Karena pelaku mengetahui banyak hal terkait nasabah. windi tidak sedikitpun menaruh curiga. Ia juga senang mendapatkan hadiah. Namun, hadiah tersebut rupanya kedok daya dari aksi tipu-tipu pelaku.

Usai mendapatkan telepon, Windy kemudian mendapat SMS dari bank BRI berisi kode normor OTP. Kemudian pelaku kembali menelpon dan meminta menyebutkan kode OTP tersebut.

Bak disambar petir, Windy terkejut ketika hendak membuka akun Mobile Banking (M-banking) miliknya. Saat login, ia mengalami kesulitan dan mendapat pemberitahuan jika akun tersebut sedang dipakai orang lain.

"Saat ada keterangan itu, Windy panik dan langsung ke bank awal membuka rekening," ujar Wahyu.

Berdasarkan rekening koran, uang miliknya telah dikuras habis dan hanya menyisakan saldo sebesar Rp 66.900.

"Transaksi dua kali yang pertama 40 juta, yang kedua 500 ribu di hari yang sama," tambahnya.

Wahyu mengaku sampai saat ini dirinya masih bingung. Yang ia tahu, untuk transfer ada batasan minimal maksimal jumalah uang, namun dalam kasus ini tidak ada.

"Sampai sekarang belum ada kejelasan, namun setelah kasus ini masuk ke salah satu media pihak bank datang ke rumah," ujarnya .

Pihak bank hanya menyalahkan korban atau nasabah karena memberikan kode OTP kepada orang lain.

"Untuk keamanan bank ini bagaimana, kenapa data di bank bisa sampai bocor dan kenapa bank seperti ini," tambahnya.

"Setelah saya posting di Facebook banyak yang respon dan ternyata banyak juga korbannya bukan cuma saya," ujarnya.

Dalam kasus ini korban kurang lebih berjumlah enam orang, dan salah satunya orang Gunungjati dan rata-rata kerugian mencapai 10 juta.

"Ini menjadi kerugian yang besar buat saya dan calon istri, terlebih ini adalah uang untuk modal nikah kami di akhir bulan ini," ucap Wahyu.

Sudah berbagai usaha dilakukan, termasuk melaporkan ke polisi dan masih belum ada titik terang mengenai kasus pembobolan rekening bank. "Harapannya ada titik terang dari kejadian ini, dan pihak bank bertanggungjawab dengan mengganti kerugian dan menjaga baik-baik data diri dari nasabahnya," ujar Wahyu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES