Kesehatan

Hari Diabetes Internasional, RSUD dr Harjono Ponorogo: Diabetes Picu Impotensi

Sabtu, 14 November 2020 - 10:44 | 116.02k
dr.Riza Mazidu, Spu, Urologi RSUD dr Harjono Ponorogo ( foto : Dokumen Rsud dr.Harjono Ponorogo / Times Indonesia )
dr.Riza Mazidu, Spu, Urologi RSUD dr Harjono Ponorogo ( foto : Dokumen Rsud dr.Harjono Ponorogo / Times Indonesia )

TIMESINDONESIA, PONOROGODiabetes adalah penyakit yang paling banyak diderita penduduk dunia dan tiap tahun terjadi peningkatan. Hari Diabetes Internasional 14 November 2020 bisa jadi alarm bahayanya diabetes yang bisa memicu penyakit lain seperti impotensi, seperti dipaparkan dokter urologi RSUD dr Harjono Ponorogo.

Impotensi pada umummya disebabkan oleh 2E, yaitu Endotel, kerusakan pembuluh darah dan Emosi atau rasa cemas seseorang secara psikologis.

"Gangguan endotel paling banyak disebabkan oleh diabetes melitus, ini menjadi penyebab utama impotensi," jelas dr Riza Mazidu, SpU, Urologi RSUD dr Harjono Ponorogo, Sabtu, (14/11/2020).

Gangguan endokrin memicu kegagalan pankreas menghasilkan insulin yang cukup untuk tubuh. Sedangkan Kadar gula berlebih dalam darah mengakibatkan komplikasi berupa neuropati yaitu lemah atau mati rasa dan nyeri akibat kerusakan saraf.

Selain itu juga mengakbiatkan angiopati yakni penyempitan atau penyumbatan karena penggumpalan pada pembuluh darah yang terdapat pada penderita diabetes, sehingga memicu penurunan fungsi organ.

Sedangkan Emosi atau psikologis merupakan kecemasan, merasa bersalah, stres, takut akan keintiman, depresi, masalah hubungan dengan pasangan yang merupakan beberapa penyebab disfungsi ereksi secara emosi.

"Selain pada penderita diabetes, ini juga banyak terjadi pada pengguna narkoba dan alkohol," jelasnya.

Selain itu impotensi juga terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Akan tetapi, itu bukan bagian alami dari penuaan. Kondisi ini bisa diatasi dengan mengurangi faktor risiko.

Menurutnya, di Indonesia masalah ini sering diabaikan karena dianggap tabu, pasien malu sehingga banyak kasus yang tidak terurai. Seringkali faktor budaya menjadi hambatan akibat rasa malu untuk mengungkapkannya.

Ciri-ciri impotensi bisa ditandai gejala disfungsi ereksi yang terus-menerus. Di antaranya kesulitan mendapatkan ereksi, kesulitan menjaga ereksi dan hasrat seksual berkurang.

Tanda-tanda yang harus diperhatikan tentang gangguan disfungsi ereksi ini antara lain yaitu pertama bisa ereksi kadang-kadang meskipun tidak setiap waktu. Kedua bisa ereksi, namun tidak berlangsung cukup lama untuk seks. Ketiga benar-benar tidak bisa ereksi.

"Bila sudah terjadi seperti di atas sebaiknya ke dokter," pesan dr Riza yang menyatakan jika dokter adalah tempat yang baik untuk mulai mencari tahu informasi apabila memiliki masalah ereksi.

Dokter akan mendiskusikan, mencari tahu penyebab, dan mencarikan solusi baik secara pengobatan, pemakaian alat, terapi hormonal baik secara oral maupun injeksi, penggunan vacum untuk merangsang dan memacu aliran darah ke penis.

Ada serangkaian pemeriksaan baik secara kuiseoner, wawancara, maupun pemeriksaan fisik dan test laboratorium lainnya. Jangan sampai terlambat, ketika sakit segera periksa ke dokter apalagi penyakit diabetes atau impotensi,

Dan peringatan Hari Diabetes Internasional menjadi alarm agar penyakit diabetes bisa segera ditangani, sehingga tidak memicu impotensi. "Karena sehatnya alat vital yang satu ini merupakan salah satu kunci keharmonisan rumah tangga," tegas dr Riza Mazidu, urologi RSUD dr Harjono Ponorogo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES