Kopi TIMES

Arena Bertabur Bintang Menuju Tri Brata 1

Sabtu, 14 November 2020 - 04:17 | 112.70k
Iqbal Suliansyah; Wakil Direktur Divisi Kolaborasi Anak Muda Rumah Produktif Indonesia, Wakil Ketua PPI Provinsi ACeh, dan Founder Loliposuka.
Iqbal Suliansyah; Wakil Direktur Divisi Kolaborasi Anak Muda Rumah Produktif Indonesia, Wakil Ketua PPI Provinsi ACeh, dan Founder Loliposuka.

TIMESINDONESIA, ACEH – Kapolri Jenderal Idham Azis akan memasuki pensiun pada bulan Januari 2021 mendatang. Prediksi yang beragam mulai muncul terkait bursa Tri Brata 1 (TB 1).

Lembaga swadaya masyarakat  yang  merupakan lembaga independen pengawas polisi, Indonesia Police Watch memprediksi karena banyak nama jenderal yang memiliki potensi untuk menggantikan Kapolri akan riuh akhir tahun nanti.Istilah bertabur bintang seperti cocok menggambarkan suasana tersebut karena kontestasi ini menjadi arena pertarungan beberapa perwira tinggi (pati).

Konon, Korps Bhayangkara bersiap melakukan mutasi besar-besaran di tingkat perwira tinggi. Prediksinya dua bahkan tiga jenderal bintang dua yang memiliki potensi naik pangkat menjadi bintang tiga. Menariknya lagi, jelang berakhirnya alias pensiunnya Kapolri Idham Azis, sedikitny 30 jenderal akan pensiun. Para jenderal tersebut pensiun mulai dari bulan November, Desember bahkan Januari nantinya.

Tiga kandidat perwira tinggi yang disebut-sebut akan naik pagkat menjadi komjen (bintang tiga) adalah Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana, Kapolda Jawa Timur,  Irjen M. Fadil, Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi.Selain itu juga ada kandidat lain yaitu Dankor Brimob, Irjen Anang Revandoko

Para jenderal tersebut terdiri dari tiga komisaris jenderal, delapan inspektur jenderal, dan sisanya berpangkat brigadir jenderal. Menurut data IPW, tiga komjen alias komisaris jenderal tersebut adalah Kepala BNN Komjen Heru winarko, lalu sekjen Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Komjen Antam Novambar dan Sekretaris Utama Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) Komjen Didid Widjarnardi.

Kapolri Jenderal Idham Azis pada Perayaan Bhayangkara ke-74 beberapa waktu lalu, berharap jajaran Korps Bhayagkara senantiasa komitmen mempertahankan soliditas internal menjelang pergantian pimpinan Polri tahun depan. Jenderal Idham meyakini seluruh jajarannya berpeluang memiliki kesempatan yang sama untuk memimpin institusi Polri. 

Penetapan Kapolri jelas merupakan kewenangan Presiden berdasarkan masukan dari Polri, lalu Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), dan tidak ketinggalan yaitu masukan dari masyarakat. Jika berpedoman pada pasal 11 ayat (6) UU nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia disebutkan calon kapolri nantinya harus berasal dari perwira tinggi yang masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan.

Kompolnas juga akan melihat track record beserta prestasi-prestasi yang dimiliki oleh calon Kapolri untuk nantinya memberikan masukan kepada Presiden beserta nama para calon Kapolri tersebut.Jelas Presiden memiliki hak penuh dalam hal memilih Kapolri nantinya, dan berdasarkan Undang-Undang terkait persetujuan atau penolakan DPR diberikan paling lambat 20 hari sejak surat Presiden diterima serta jika DPR tidak memberi jawaban, maka calon disetujui oleh DPR.

Menjadi Kapolri tentu bukan pekerjaan mudah. Setumpuk pekerjaan menanti keseriusan Tri Brata 1.Jika mengingat pekerjaan rumah Kapolri Idham Azis diawal menjadi pimpinan Polri tentu masih hangat dalam ingatan, mulai kasus serangan teror yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, lalu kasus teror bom molotov terhadap para pimpinan KPK yaitu Agus Rahardjo dan Laode M Syarief.

Pekerjaan rumah lainnya adalah soal citra Polri di mata publik, serta tidak lupa perbaikan  hubungan antara Polri dengan lembaga penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Kejaksaan Agung.Polri juga memiliki pekerjaan rumah lain yaitu memberatas narkoba di internal.Masa jabatan Kapolri Idham Azis yang hanya sekitar 13 bulan tersebut tentu membawa perubahan bagi Korps Bhayangkara, namun pekerjaan rumah yang belum tuntas menjadi utang yang mau tidak mau harus diemban oleh Kapolri selanjutnya.

Jenderal Idham Azis sebelum mengakhiri masa jabatannya juga memiliki tanggung jawab besar dalam hal pengamanan Pilkada serentak yang akan digelar 9 Desember 2020 dan pengamanan Natal dan Tahun Baru.

Kepolisian Republik Indonesia memiliki ujian yang tidak mudah, era rezim Jokowi Korps Bhayangkara dinilai dimanjakan oleh pemerintah. Hal ini diungkpakan oleh Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies, Bambang Rukminto. Mungkin ini juga berkaitan dengan sejumlah Polisi yang menduduki sejumlah posisi baik di kementerian maupun lembaga negara.

Masyarakat tentu memiliki hak untuk memiliki harapan agar nantinya Kapolri masa depan harus semakin baik . Polisi yang humanis, disiplin dan memilki itegritas serta senantiasa mengayomi setiap warga negara merupakan hadiah spesial untuk masyarakat. Harapan sederhananya adalah Kapolri nantinya harus membawa perubahan yang lebih positif dan dirasakan oleh masyarakat nantinya.

***

*) Oleh: Iqbal Suliansyah; Wakil Direktur Divisi Kolaborasi Anak Muda Rumah Produktif Indonesia, Wakil Ketua PPI Provinsi ACeh, dan Founder Loliposuka.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES