Kopi TIMES

Pantai Camplong dengan Pintu Ajaibnya

Sabtu, 14 November 2020 - 03:33 | 140.35k
Suharianto, Mahasiswa Universitas Bhayangkara Surabaya.
Suharianto, Mahasiswa Universitas Bhayangkara Surabaya.

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pantai Camplong terletak di pulau Madura tepatnya di desa Dharma Camplong, kecamatan Camplong, kabupaten Sampang.

Menurut deskripsi di website resmi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) kabupaten Sampang, pantai Camplong merupakan wisata yang masuk dalam daftar wisata alam. Selain letak yang sangat strategis di ruas jalan nasional (Bangkalan-Sumenep), juga dilengkapi dengan hotel di pesisir pantai untuk para pengunjung/wisatawan yang ingin bermalam disana.

Yang tak kalah menarik, kuliner khas pulau Madura, yaitu Rujak Petis Madura dilengkapi dengan saus kacang beraroma petis ikan, serta jambu air yang mengelilingi pantai Camplong bisa dinikmati sambil merasakan angin sepoi-sepoi di tepi pantai. Selain itu, para pengunjung setempat juga tidak kalah ramai berlomba-lomba mengunjungi pantai ini, sebut saja waktu selain weekend, libur panjang seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, banyak pengunjung/wisatawan luar kota yang menghabiskan waktu liburannya di pantai ini.

Namun, wisata ini kurang perhatian dan pembinaan dari pemerintah setempat, dibuktikan dengan sampah yang berserakan dipinggir pantai, yang berdampak pada pengurangan jumlah pengunjung/wisatawan khususnya dari luar kota. Yang lebih unik dari pantai ini, ketika libur panjang (Idul Fitri dan Idul Adha) secara tiba-tiba pantai ini memiliki 'Pintu Ajaib'. Kenapa demikian? Karena banyaknya pintu yang bisa diakses untuk bisa masuk ke pantai, dan wisata ini semacam milik perorangan yang tiket masuknya secara otomatis masuk dalam kantong pribadi.

Bagaimana tidak, hampir semua penjaga pintu ajaib ini kurang lebih ada sekitar 15-20 orang dengan percayanya membukakan pintu ajaib tersebut bagi pengunjung yang membayarnya, pengunjung ada yang beli tiket, ada juga yang hanya membayar parkir sebagai imbalan karena telah dibukakan aksesnya. Selain pintu ajaib, pantai ini menjadi pembeda dari pantai yang ada di Sampang, Madura, Jawa Timur, Indonesia, bahkan dunia. Karena pantai ini juga menyediakan tempat balap liar.

Dan pengunjung yang baru pertama kali ke pantai ini, akan mengalami kekecewaan yang akan jera untuk berlibur lagi. Sebenarnya apa yang menyebabkan pantai Camplong tidak begitu diperhatikan oleh pemerintah kabupaten Sampang dibandingkan wisata lain yang tata kelola dan pengembangannya sangat baik. Sampah yang masih berserakan disebabkan kurangnya koordinasi dan kerja sama antar lembaga, baik itu dari Disporabudpar kabupaten Sampang dengan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Camplong, pemerintah desa Dharma Camplong atau dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kabupaten Sampang.

Kemudian terkait pintu ajaib yang masih misterius di telinga wisatawan/pengunjung, karena banyaknya pintu membuatnya menjadi bingung dan malas untuk berlibur ke tempat wisata yang manajemennya tidak dikelola dengan baik atau melalui satu pintu. Penyebabnya adalah kurangnya peran pemerintah (Disporabudpar) dalam mengatur dan mengelola wisata pantai Camplong ini, ditambah dengan sikap pemerintah yang kurang tegas dan tidak becus, sehingga wisata ini terbengkalai dan tak terurus.

Yang terakhir, yaitu balap liar yang membuat resah para pengunjung/wisatawan, masak sekelas pantai yang harusnya menjadi tempat untuk bersantai-santai, menenangkan diri sambil menikmati hembusan angin disertai dengan alunan ombak. Namun yang dirasakan bukan itu, karena diganggu oleh kebisingan balap liar yang rata-rata menggunakan knalpot brong. Mengapa semuanya dibiarkan begitu saja?

Minimnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan wisata dari pemerintah setempat, sehingga masih banyak sampah yang berserakan, manajemen dan pengembangan wisata yang masih dibawah rata-rata, (adanya pintu ajaib dan balap liar di area pantai). Jika dibandingkan dengan wisata lain yang ada di kabupaten Sampang, pantai Camplong menjadi objek wisata alam yang mengalami kemerosotan. Pertanyaannya kenapa pantai Camplong masih belum jelas dan kurang baik pengelolaannya?

Berdasarkan laporan wartawan TribunMadura.com. Hanggara Pratama saat mengonfirmasi Imam Sanusi selaku Plt. Kepala Disporabudpar Sampang terkait pengembangan objek wisata. Imam Sanusi memberikan penjelasan bahwa saat ini masih fokus pada pengembangan objek wisata di pantai Lon Malang. Sedangkan, untuk wisata lainnya tidak ada pengembangan dan dimungkinkan akan dilakukan pada tahun selanjutnya. Hal itu disebabkan, relokasi anggaran ke penanganan Covid-19 berkepanjangan. "Untuk lokasi lainnya tahun ini tidak ada," ujarnya kepada TribunMadura.com, Minggu (18/10/2020).

Namun perlu diketahui, pantai Camplong tidak hanya membutuhkan pengembangan objek wisata seperti perbaikan fasilitas (kamar mandi), penambahan spot foto, dan fasilitas penunjang lainnya. Tetapi yang paling penting dan perlu diperbaiki adalah manajemen wisata yang masih memiliki banyak kepala. Patut dicurigai, sepertinya pemerintah belum berani dan kurang serius menangani sampah yang berserakan, pintu ajaib, dan balap liar yang ada di pantai Camplong, ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena akan berdampak pada selain pengurangan jumlah pengunjung/wisatawan, juga akan merusak reputasi wisata.

Kerja sama antar lembaga pemerintah (Disporabudpar dan DLH), dengan lembaga lain seperti DPRD yang membidangi dinas terkait, Pemdes Dharma Camplong, Pokdarwis pantai Camplong, serta masyarakat setempat yang ada disana. Agar pengelolaan dan pengembangan wisata pantai Camplong berjalan dengan baik, serta selaras dengan lirik Mars Sampang Hebat Bermartabat yang berbunyi 'Kembangkan Ekonomi Pariwisata' tidak berhenti dalam lirik belaka, namun juga diwujudkan dengan tindakan yang nyata.

***

*)Oleh: Suharianto, Mahasiswa Universitas Bhayangkara Surabaya.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES