Kuliner UMKM Tangguh

Tambah Penghasilan, Pengusaha di Cilacap Olah Jamur Tiram Menjadi Jamur Kriuk

Jumat, 13 November 2020 - 16:32 | 78.21k
Efek Pandemi Covid-19, Hesti Siamsiah pengusaha UMKM jamur tiram olah jadi jamur kriuk agar bisa nambah penghasilan. (FOTO : Hesti Siamsiah For TIMES Indonesia)
Efek Pandemi Covid-19, Hesti Siamsiah pengusaha UMKM jamur tiram olah jadi jamur kriuk agar bisa nambah penghasilan. (FOTO : Hesti Siamsiah For TIMES Indonesia)
FOKUS

UMKM Tangguh

TIMESINDONESIA, CILACAP – Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada para pengusaha UMKM, banyak yang gulung tikar. Namun ada juga sebagian yang terus bertahan dengan segala daya upayanya, termasuk pengusaha jamur tiram di Kabupaten Cilacap.

Salah satunya adalah membuat inovasi hasil UMKM jamur tiram yang dilakukan oleh Hesti Siamsiah, Warga RT 03 RW 04 Kelurahan Tegalkamulyan, Cilacap dengan cara membuat jamur kriuk.

Walau jamur kriuk sudah terbilang umum, namun bagi Hesti cukup untuk menopang penghasilan setiap bulan.

jamur-kriuk-2.jpg

Menurutnya, saat sebelum pandemi hanya dari jualan hasil jamur tiram, ia bisa mengumpulkan uang Rp 3 sampai 4 juta per bulan. Tetapi dengan adanya Covid-19, penghasilannya menurun drastis hanya berkisar Rp 1 jutaan. Akhirnya langkah yang ditempuh adalah membuat jamur kriuk.

"Dulu cukup dengan jualan jamur tiramnya saja, namun saat pandemi Covid-19 seperti ini harus berkreasi mengolah jamur tiram menjadi jamur kriuk agar bisa menambah penghasilan, dan Alhamdulillah penghasilan kembali normal," katanya.

Mengolah jamur tiram menjadi jamur kriuk, Hesti setiap hari membutuhkan sedikitnya 10 kg untuk digoreng. 

jamur-kriuk-3.jpg

"Sekarang saya lebih eksis bikin jamur kriuk pesanan, dan cara pengemasannyan pun menggunakan plastik standar kemasan. Hal ini untuk menjaga kwalitas dan rasa," jelasnya.

Ditambahkan, modal yang diperlukan untuk usaha dan bisnis budidaya jamur tiram relatif terjangkau dan bisa dilakukan secara bertahap namun bisa dikatakan bagian paling sulit adalah membangun baglog untuk media tanamnya.

Sedangkan untuk penyiraman Hesti menggunakan sprayer agar membentuk kabut. Semakin sempurna pada hasil pengabutan maka akan semakin baik hasil jamurnya.

"Untuk penyiraman  dilakukan 2 sampai 3 kali sehari, tergantung dari suhu dan kelembaban," pungkas salah satu pengusaha UMKM jamur tiram dari Kabupaten Cilacap ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES