Peristiwa Daerah

Tarik Ulur FPI dan Pemerintah Soal Isu Rekonsiliasi

Jumat, 13 November 2020 - 15:31 | 38.09k
Habib Rizieq saat disambut oleh para simpatisannya saat kepulangannya dari Arab Saudi. (FOTO: Detik.com)
Habib Rizieq saat disambut oleh para simpatisannya saat kepulangannya dari Arab Saudi. (FOTO: Detik.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sejak Habib Rizieq kembali ke Indonesia Rabu (10/11/2020) kemarin, tarik ulur isu soal rekonsiliasi antara Front Pembela Islam (FPI) dan pihak Istana atau pemerintah kembali menguat.

Sebelumnya, Imam FPI Habib Rizieq menyatakan siap melakukan rekonsiliasi atau memulihkan hubungan keadaan dengan Istana. Akan tetapi, untuk menuju ke semua itu, ia meminta pihak Istana atau pemerintah membuka ruang dialog.

"Mana mungkin rekonsiliasi bisa digelar kalau pintu dialog tidak dibuka. Buka dulu pintu dialognya, baru rekonsiliasi. Tak ada rekonsiliasi tanpa dialog. Dialog penting," ujar Habib Rizieq dalam disiarkan YouTube Front TV.

Selain itu, ia juga memberikan syarat kepada pemerintah dalam rekonsiliasi tersebut. Salah satunya yakni pemerintah mau membebaskan sejumlah ulama dan tokoh masyarakat yang menurutnya mendapat tindakan kriminalisasi.

Moeldoko.jpgKepala Staf Kepresidenan Moeldoko. (FOTO: Dok TIMES Indonesia)

"Bebaskan dulu para habaib, para tokoh kita. Masih banyak para ulama-ulama kita yang menderita di penjara, bebaskan ustaz Abu Bakar Ba'asyir yang sudah sepuh, Habib Bahar bin Smith, bebaskan Syahganda Nainggolan, Anton Permana, bapak Jumhur Hidayat," ujarnya.

Habib  Rizieq pun mengaku sejak tahun 2017 silam sudah tawarkan dialog. Jika pemerintah mau duduk dengan para habaib atau para ulama, maka pihaknya kapanpun dan dimanapun bakal siap. Akan tetapi, tawaran itu tak pernah ditanggapi secara serius oleh pihak Istana.

Dalam hal tersebut, pihak Istana pun menanggapi. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan, pemerintah tidak punya masalah apapun dengan FPI atau Habib Rizieq. Menurutnya tak ada yang perlu dilakukan rekonsiliasi.

"Apa yang direkonsiliasi dengan Pak Habib Rizieq? Kita tidak ada masalah. Dari awal kita katakan Pak Habib Rizieq mau pulang, ya pulang-pulang, pergi-pergi sendiri, pulang-pulang silakan," katanya.

Buktinya, saat Habib Rizieq pulang dari Arab Saudi kemarin, bisa berjalan dengan lancar. Dan tak ada cegatan dari pemerintah sedikitpun. Justru, negara memberikan keamanan kepada Habib Rizieq.

"Buktinya, pulang nggak ada masalah kok. Apakah kita mencegat? Nggak. Aparat keamanan, justru kita wanti-wanti, kawal dengan baik," jelasnya.

Selian itu, Moeldoko juga menyatakan, pemerintah tidak pernah mengkriminalisasi masyarakat sipil. Termasuk kriminalisasi ulama. Ia menegaskan, negara hanya menjalankan hukum yang telah sah kepada mereka yang bersalah.

"Kita tidak mau ulama dikriminalisasi. Jadi pertanyaannya siapa yang dikriminalisasi? Yang salah," jelasnya.

Menurutnya, pemerintah sudah melakukan jalan hukum yang benar menurut peraturan yang berlaku. Jadi siapapun yang salah, langkah hukum harus ditegakkan kepada siapapun tanpa pandang bulu.

"Siapa yang kena law enforcement ialah mereka yang salah. Jadi jangan terus dibalik negara atau pemerintah mengkriminalisasi ulama," ujar Moeldoko terkait isu rekonsiliasi antara FPI dan pemerintah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES