Gunung Merapi Alami 14 Kali Gempa Vulkanik Dangkal

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat adanya 14 kali gempa vulkanik Gunung Merapi pada Jumat (13/11/2020). Menurut pantauan BPPTKG dari Babadan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),  aktivitas vulkanik ini diikuti laju deformasi Gunung Merapi tercatat rata-rata 13 cm per hari.

"Laju rata-rata deformasi yang diukur dari electronic distance measurement (EDM) Babadan sebesar 13 cm per hari," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangannya, Jumat (13/11/2020).

Laju deformasi hari ini lebih besar dari laporan aktivitas Gunung Merapi pada Rabu (11/11/2020) sebesar 12 cm per hari. Dari pengamatan hari ini pukul 00.00-12.00 WIB terpantau asap kawah dengan tinggi 50 meter-75 meter, dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi. 

Laporan kegempaan, pada hari ini tercatat gempa guguran 31 kali, hembusan 31 kali, fase banyak sebanyak 136 kali, dan vulkanik dangkal sebanyak 25 kali. Aktivitas ini turun dibandingkan data kegempaan pada  Kamis (12/11/2020) kemarin, tercatat gempa guguran sebanyak 47 kali, low frequency 2 kali, fase banyak 240 kali, vulkanik dangkal 40 kali, tektonik 1 kali, hembusan 48 kali.

Sedangkan, untuk pengamatan guguran, pada hari ini terdengar 2 kali suara guguran. Namun, tidak terpantau arah guguran dan jarak guguran.

"Sementara suara guguran hari ini terdengar dua kali dari Babadan dan Kaliurang," kata Hanik.

Hanik menyampaikan sampai saat ini, status Gunung Merapi Siaga (level III). BPPTKG mengimbau agar semua aktivitas pertambangan maupun wisata di KRB III untuk dihentikan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement