Politik Pilkada Serentak 2020

Pengamat: Nomor 1 Baca Teks, Nomor 2 Melempem, Nomor 3 Percaya Diri di Debat Pilbup Bandung

Sabtu, 31 Oktober 2020 - 22:12 | 58.94k
Para paslon Bupati/Wabup Bandung usai debat publik pertama Pilbup Bandung di Kopo Square, Kec Margahayu, Kab Bandung, Sabtu (31/10/2020).(FOTO: KPU for TIMES Indonesia)
Para paslon Bupati/Wabup Bandung usai debat publik pertama Pilbup Bandung di Kopo Square, Kec Margahayu, Kab Bandung, Sabtu (31/10/2020).(FOTO: KPU for TIMES Indonesia)
FOKUS

Pilkada Serentak 2020

TIMESINDONESIA, BANDUNGDebat Publik pertama Pemilihan Bupati/Wakil Bupati Bandung (Pilbup Bandung) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung di Kopo Square, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Sabtu (31/10/2020) sore, dinilai pengamat masih kurang greget.

Panelis menilai ketiga paslon belum mampu mengeksplor visi misi, serta rencana aksi/program, yang sebetulnya sangat ingin diketahui masyarakat Kabupaten Bandung.

Debat tersebut diikuti oleh ketiga paslon yakni nomor urut 1 Kurnia Agustina-Usman Sayogi (Nu pasti sabilulungan), paslon nomor 2 Yena Iskandar-Atep (Dahsyat), dan paslon nomor 3 Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan (Bedas).

Pengamat politik dan pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Dr Yudi Rusfiana mengatakan, secara umum ketiga paslon belum bisa mengeksplor visi misi yang mereka buat. Semua paslon dinilai belum bisa mengaitkan visi misi dan rencana aksi, dengan persoalan yang ada di masyarakat saat ini.

"Misalnya dalam isu digitalisasi. Bagaimana peran pemerintah daerah dalam digitalisasi? Apa saja yang harus dilakukan? Saya tadi melihat hanya paslon nomor 3 yang memunculkan rencana aksi mereka, itu pun sedikit. Nomor tiga mampu memetakan dulu apa masalahnya dalam rencana digitalisasi," papar Yudi.

Berbicara rencana digitalisasi, kata dia, paslon terlebih dahulu harus memahami e-Goverment. Terkait apa itu e-Goverment? Untuk apa e-Goverment? Menurut Yudi, sebelum mengaktualisasikan industri 4.0 untuk kepentingan e-Goverment dan peningkatan pelayanan publik, mereka terlebih dahulu harus menyiapkan infrastrukturnya.

"Tadi yang disampaikan paslon nomor 3 benar. Sebelum ngomong digitalisasi, harus disiapkan dulu internetnya. Harus paham dulu petanya, harus jelas dulu berapa lama target pemerataan internetnya. Baru bicara mengenai utility, kegunaan," tutur Yudi.

Yudi yang juga Wakil Dekan Fakultas Manajemen Pemerintahan IPDN ini juga menyoroti performa ketiga paslon dalam debat publik tersebut. Menurutnya, secara keseluruhan paslon nomor tiga mampu unggul dari dua paslon lainnya.

"Saya melihat nomor satu (Kurnia Agustina-Usman Sayogi) masih baca (catatan) ya. Artinya, pemahamannya masih di permukaan, belum mendalam. Kelihatan lebih retorika yang bicara. Mereka belum bisa mengeksplor visi misinya dan dikaitkan dengan persoalan yang muncul," kata dia.

Sementara itu, paslon nomor dua Yena-Atep dinilai tampil melempem. Yudi menyebut paslon nomor dua terlihat belum menguasai substansi visi misi termasuk masih lemah dalam mengaitkan persoalan yang muncul dalam debat dengan visi misi dan rencana aksi yang mereka buat.

"Penguasaan data dan eksplorasi terkait persoalan yang disampaikan dalam debat harus lebih disikapi dengan visi misi yang mereka buat. Artinya, penguasaan terhadap substansi visi misi dan persoalan yang mengemuka harus ditingkatkan," beber Yudi.

Lalu bagaimana dengan paslon nomor 3, Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan?

"Nomor 3 saya lihat sangat percaya diri. Dadang Supriatna yang punya pengalaman dari mulai kepala desa hingga anggota DPRD Jawa Barat lebih matang. Penguasaan, kedalaman dan pemahaman terhadap visi misi cukup bagus. Tapi sayang, visi misinya belum tereksplor secara maksimal," kata dia.

Yudi menyebut secara keseluruhan visi misi dan rencana aksi yang disampaikan ketiga paslon sudah sangat bagus. Hanya saja, mereka belum mampu mengeksplor dan menjelaskan lebih jauh mengenai visi misi mereka, sehingga masyarakat masih meraba-raba dan masih sulit untuk menentukan pilihan.

"Terkait pengungkapan rencana aksi, hanya nomor tiga yang muncul tadi. Nomor satu muncul juga sedikit, tapi lebih kelihatan pada retorika yang bicara di Pilbup Bandung ini," ujar Yudi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES