Kopi TIMES

Gerakan Pemuda adalah Kunci

Sabtu, 31 Oktober 2020 - 22:46 | 121.32k
Robbyan Abel Ramdhon, Mengelola sebuah Creative Space di Lombok, Alumnus Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Airlangga.
Robbyan Abel Ramdhon, Mengelola sebuah Creative Space di Lombok, Alumnus Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Airlangga.

TIMESINDONESIA, LOMBOK – Peristiwa sejarah seperti Sumpah Pemuda dan Rengasdengklok adalah sebagian kecil bukti yang menunjukkan bahwa betapa berpengaruhnya gerakan kepemudaan, terutama dalam konteks politik. Tidak berhenti sampai pada masa itu, sekarang ini pun gerakan kepemudaan semakin menunjukkan taringnya.

Bonus demografi yang membuka diskusi tentang potensialnya pemuda dalam menggerakkan era baru di Indonesia telah mematangkan gagasan-gagasan kepemudaan. Pelaku-pelaku industri kreatif pun perlahan didominasi oleh kelompok muda. Keterkaitan antara kedua bidang (politik & industri) juga menjadi landasan kolaborasi yang dapat melempar sebuah tesis pamungkas; gerakan pemuda adalah kunci.

Politik

Apakah kabar yang beredar tentang anak muda memiliki daya resisten cukup tinggi terhadap politik adalah benar? Rasanya itu masih perlu dipertanyakan ulang.

Pada Pilpres 2019 lalu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mencatat sebanyak 5.035.887 orang adalah pemilih pemula. Data ini masuk dalam Daftar Penduduk Pemilih Potensial Pemilu (DP4). Dan jumlah tersebut bisa terus bertambah serta akan masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Sehingga bukan anomali lagi bila para kelompok muda ini menjadi bagian penting dari hidupnya demokrasi di Indonesia. Dan bukan barang remeh juga, bila para politisi harus merancang sebanyak-banyaknya program serta visi-misi yang berpihak pada kelompok muda sebagai daya tempur prioritas.

Namun, dapatkan kelompok tua menyesuaikan iklim kerjasama dengan ide-ide progresif milik kelompok muda? Betul, itu bukanlah hal mudah. Tapi bukan berarti juga sulit. Sekali lagi, terlebih dalam konteks politik. 

Mudah, bila kelompok muda ini dapat menemukan role model yang tepat, yang dapat merepresentasikan gaya hidup dan pola pikir mereka, serta memposisikan mereka sebagai level yang sejajar (egaliter).

Sulit, bila pemuda itu sendiri terlanjur terperangkap dalam kepungan narasi kelompok tua yang menganggap; orangtua selalu benar, dan yang muda pasti salah. Bukan tidak mungkin represivitas melalui mitos – “tua selalu benar” – itulah yang berperan dalam mendorong sikap-sikap resisten pemuda terhadap aktivitas politik.

Pilkada Kota Mataram

Pilkada Kota Mataram semakin mendekati puncaknya. Kampanye para calon Walikota dan calon Wakil Walikota telah dimulai semenjak pengambilan nomor urut pada Jumat (25/09/2020), di Hotel Grand Legi Mataram.

Keempat pasang calon yang terpilih gencar melakukan branding sesuai identitas masing-masing. Dan kita bisa melihat, bahwa tiga polarisasi suara masih berkutat pada kelompok religius, nasional, dan pemuda. 

Kelompok religius dan nasional rasanya masih bisa dipetakan dengan mudah, dengan dasar bahwa keduanya teridentifikasi sebagai bagian dari pemilih ideologis. Sementara kelompok pemuda inilah yang senantiasa masih menjadi “rebutan”, sebab karakter dan perilaku politik dari kelompok muda terbilang abu-abu. Maka sejumlah indikator perlu disusun untuk membaca ke mana langkah politiknya.

Pertama; pemuda kreatif. Pemuda merupakan kelompok kreatif karena cenderung berada di dalam posisi yang serba terbatas. Utamanya dalam hal ekonomi, yang mengakibatkan banyak pemuda, khususnya di Kota Mataram, mundur dari industri kreatif karena iklim kreativitas belum mendapatkan apresiasi yang baik secara sosial dan pasar.

Kedua: pemuda rasional. Kedekatan kelompok muda dengan teknologi komunikasi membuka peluang bagi pemuda untuk mengakses informasi dan mengembangkan pengetahuan. Semakin baik pemuda dalam menyerap distribusi informasi, maka pengetahuan dan kesadaran terhadap posisi mereka dalam situasi sosial pun akan semakin luas. Kondisi ini sangat dapat terjadi dalam wilayah-wilayah Urban. Bukan tidak mungkin bila kelompok muda, nantinya akan memilih sosok intelektual yang mampu menafsirkan cara berpikir mereka yang rasional nan mutakhir itu.

Ketiga; pemuda progresif. Pemuda memiliki semangat progresivitas yang tinggi. Penulis akan mengambil contoh di Pilkada Kota Mataram 2020, yakni relawan dari pasangan Makmur-Ahda yang menamakan diri mereka Mataram Muda (Instagram: @matarammuda.id). Secara jelas, kelompok pemuda ini telah menunjukkan sikap politiknya melalui medium dan konten-konten yang amat kreatif. 

Tema-tema dari permainan grafis dan audio visual yang mereka berikan atau acara-acara yang pernah digelar, telah berhasil melukiskan kesan gaya hidup pemuda kota. Mereka membuktikan, bahwa pandangan yang menganggap pemuda resisten terhadap aktivitas politik hanya bentuk generalisasi belaka.

Dalam Pilkada 2020, khususnya di Kota Mataram, pemuda adalah kunci. Kuat dugaan penulis, pemuda akan hadir secara dominan baik di panggung-panggung digital maupun secara langsung untuk mengekspresikan sikap-sikap politik mereka sampai mengungkapkan berbagai aspirasi yang berkaitan dengan kebutuhan hidup mereka. Tugas dari para calon kepala daerah ialah bagaimana mengemas visi-misi politik agar mampu berkolaborasi dengan kelompok ini (baca: muda).

***

*)Oleh: Robbyan Abel Ramdhon, Mengelola sebuah Creative Space di Lombok, Alumnus Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Airlangga.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES