Kopi TIMES

Gender dan Perempuan dalam Pilkada

Minggu, 01 November 2020 - 04:14 | 181.96k
Bumi Dirgantara Ketua GEMA MA DPD Gresik.
Bumi Dirgantara Ketua GEMA MA DPD Gresik.

TIMESINDONESIA, GRESIK – Indonesia yang masih kental dengan budaya Patriarki dimana peran laki-laki masih dominan mengisi banyak ruang kerja di masyarakat dibanding perempuan. Beberapa kelompok masyarakat beranggapan kalau perempuan memang baiknya selesai di wilayah domestik atau mengurusi rumah saja. Problem ini yang sering menjadi perdebatan, yang mana ini menjadi pangkal pertanyaan mengapa peran perempuan tidak sebebas laki-laki? 

Kesetaraan gender agaknya belum sepenuhnya tuntas yakni dalam artian kesamaan antara kondisi bagi laki – laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial, budaya dan kesamaan lainnya tanpa ada batasan tertentu. Atau singkatnya suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki – laki dan perempuan.

Budaya timur yang akrab dengan meninggikan derajat laki-laki dibanding perempuan terlebih jika berumah tangga di Indonesia khususnya hingga lahir idiom dapur-sumur-kasur, yang mengartikan ruang kerja wajib perempuan. Catatan sejarah menjelaskan bahkan pendidikan untuk perempuan dapat ditempuh secara menyeluruh bermula pasca Kartini yang artinya perempuan sebelumnya adalah golongan yang terjajah secara hirarkis.

Menyoal gender dengan pilkada yang dalam waktu dekat ini akan dilangsungkan serentak, hari ini perempuan sudahlah lebih leluasa memilih ruang kerjanya bahkan menjadi pemimpin daerah sekalipun.

Gender adalah serangkaian karakteristik yang terikat kepada dan membedakan maskulinitas dan femininitas. Karakeristik tersebut dapat mencakup jenis kelamin (laki-laki, perempuan, atau interseks), hal yang ditentukan berdasarkan jenis kelamin (struktur sosial sepeti peran gender), atau identitas gender.

Sebagaimana contoh perempuan dalam pilkada tentu hal ini tak lepas juga dengan program 'Pengarusutamaan gender' atau disingkat PUG. Ini adalah strategi yang dilakukan secara rasional dan sistimatis untuk mencapai dan mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam sejumlah aspek kehidupan manusia (rumah tangga, masyarakat dan negara), melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan.

***

*) Oleh: Bumi Dirgantara Ketua GEMA MA DPD Gresik.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES