Peristiwa Daerah

Pendamping Pasung Sesalkan Video ODGJ Dipasung Tersebar Tanpa Sensor

Sabtu, 31 Oktober 2020 - 17:00 | 99.43k
Pendamping Pasung saat mengecek kondisi ODGJ Suadi yang dipasung atas kehendak keluarga. (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Pendamping Pasung saat mengecek kondisi ODGJ Suadi yang dipasung atas kehendak keluarga. (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Mewujudkan program bebas pasung di Bondowoso ternyata memiliki batu sandungan tersendiri. Diantaranya karena Orang dengan Gangguan Kejiwaan (ODGJ), membahayakan keselamatan orang lain.

Seperti yang terjadi pada Suadi. OGDJ warga Kelurahan Curahdami, terpaksa tidak diizinkan agar bebas pasung atau dibawa ke RSJ, karena ia ODGJ yang sifatnya agresif.

Kurwati, salah seorang keluarga Suadi mengaku pernah diancam oleh saudaranya tersebut. "Saya saja hampir dibunuh. Dia sudah ulang kali dikirim ke RSJ, tapi selalu berhasil kabur," terangnya.

Sementara itu, Pendamping Pasung Kemensos wailayah Bondowoso, Muzayanah mengatakan, jika keluarga yang bersangkutan memang melarang untuk di bawa ke RSJ. 

"Meski demikian, kami dengan stakeholder terkait seperti RSUD dr. Koesnadi dan programmer jiwa tidak lantas meninggalkannya saja. Perawatan dan pengasuhan untuk menjamin kelangsungan hidupnya tetap diberikan melalui pengasuhan berbasis keluarga," paparnya.

Pihaknya sudah menangani OGDJ Suadi ini sejak 2017 lalu. Dimana sejak awal memang tidak diizinkan untuk dilepas dari pasung oleh keluarganya. 

"Tapi pelayanan alternatif tetap kita berikan melalui pengasuhan berbasis keluarga," terangnya saat dikonfirmasi, Sabtu (31/10/2020).

Sejak tahun 2017 kata dia, pria paruh baya itu telah mendapatkan pelayanan perawatan intensif di rumah (home care) oleh tim medis dari RSUD Bondowoso. 

"Setiap bulan sekali tim medis melakukan serangkaian perawatan semacam penyuntikan. Hingga kini pelayanan itu tetap dilakukan," terangnya.

Selain itu, bantuan permakanan juga telah diberikan sebanyak 4 kali dalam setahun. Baik itu dana jementrian maupun pemerintah daerah.

"Adapun sejumlah bantuan yang diberikan berupa makanan pokok seperti beras, susu, madu dan lain-lain," terangnya.

Disisi lain, ia menyayangkan adanya video OGDJ Suadi beredar luas di media sosial. Menurutnya, perbuatan itu tidak dibolehkan karena setiap OGDJ mempunyai hak privasi. "Apalagi wajahnya tidak disensor," sesalnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES