Kopi TIMES

Entrepreneur ship Berbasis Syalom: Mungkinkah?

Jumat, 30 Oktober 2020 - 16:00 | 62.09k
Mewujudkan tujuan kewirausahaan yang kontributif dan solutif di tengah berbagai tantangan yang ada bukan perkara mudah.
Mewujudkan tujuan kewirausahaan yang kontributif dan solutif di tengah berbagai tantangan yang ada bukan perkara mudah.

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Gaung entrepreneur maupun entreprenurship menjadi suatu value yang kian banyak dibicarakan dan diupayakan saat ini. Institusi pendidikan mulai dari jenjang pendidikan sekolah hingga universitas bahkan berupaya mengintegrasikan nilai ini ke dalam struktur kurikulumnya agar dapat menjadi salah satu kompetensi capaian anak didiknya.

Kewirausahaan dimaknai sebagai upaya yang dilakukan baik individu ataupun sekelompok orang dalam menciptakan sesuatu melalui proses kreatif dan inovatif sehingga produk/jasa tersebut menjadi sesuatu yang dapat diterima oleh pasar. Namun seberapa jauh setiap kita sebenarnya memaknai peran dari seorang entrepreneur ataupun makna dari entreprenurship itu sendiri bagi kehidupan dengan sesama dan keberadaan di tengah semesta? Bagi sosial dan juga bagi lingkungan alam sekitar kita? Ini tentu menjadi refleksi bersama.

Bisnis yang menjadi latar berbagai kisah seorang wirausaha maupun latar dari bagaimana kewirausahaan itu dijalankan membawa pada beberapa catatan. Kewirausahaan yang dituangkan dalam bisnis seringkali identik dengan stigma seperti profit oriented sebagai keutamaan, sifat serakah dari entrepreneur, pola operasional bisnis yang kapitalistik belaka, pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan nan eksploitatif, sehingga dari hal ini kontribusi dari praktik kewirausahaan bagi seluas-luasnya kesejahteraan sosial dan keberlanjutan dengan alam dipertanyakan.

Ditambah lagi adanya tantangan yang dihadapi masyakarat dunia saat ini yang berupa krisis sosial, krisis lingkungan dan krisis ekonomi dimana hal ini tentu menjadi pertanda adanya ancaman keberlanjutan. Setiap kita sesungguhnya dapat mengambil peran menjawab tantangan dan ancaman tersebut melalui peran kewirausahaan. Tanpa bermaksud mengeneralisasi bahwa para wirausaha menjalankan praktik kewirausahaannya dengan sikap abai, sisi yang harus dikritisi dari entrepreneur maupun entreprenurship tersebut, penulis yakin masih ada mereka yang menjalankan visi dan misi kewirausahaannya dengan tujuan mulianya.

Berangkat dari keprihatinan tersebutlah maka Masyarakat Akuntansi Multiparadigma Indonesia (MAPI) melalui Pondok Akuntansi Syalom melaksanakan kegiatan webinar beberapa waktu lalu yang mengangkat tema “Entrepreneurship Berbasis Syalom”. Universitas Ciputra, Surabaya sebagai universitas yang berupaya “creating world class entrepreneurs” turut mengambil bagian dalam kegiatan ini. MAMI merupakan komunitas yang selalu berusaha untuk melakukan inisiasi dan mendorong pengembangan akuntansi di Indonesia dengan berbagai paradigma (multiparadigma). Sementara Pondok Akuntansi Syalom merupakan salah satu komunitas yang lahir dari MAMI dalam menghantarkan “akuntansi syalom”.

Syalom memiliki arti damai sejahtera. Akuntansi Syalom memberikan sebuah bentuk sajian informasi dan akuntabilitas yang dibangun berdasarkan pada nilai-nilai damai dan kasih yang akan membuat peradaban bisnis sebagai peradaban yang humanis yang penuh dengan rasa damai dan kasih. Model akuntansi semacam ini dibangun dengan maksud sebagai bentuk aktualisasi dari pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai bentuk pelayanan kepada semua umat manusia dan alam.

Salah satu ide yang disuarakan kepada masyarakat melalui program kerja Syalom Bagimu adalah mengembalikan peran, motivasi dan praktik kewirausahaan bagi tujuan mulianya, bagi tujuan tertingginya, yaitu membawa pada kebaikan sesama manusia, alam dan sebagai bentuk akuntabilitas usaha kepada Tuhan.

Seorang entrepreneur dapat menjalankan perannya sebagai bentuk dari usaha mencapai kesejahteraan publik dengan mengedepankan pengagungan akan nilai-nilai kemanusiaan. Pdt. Dr. I Made Priana menegaskan hal tersebut dalam materi yang ia bawakan. Beberapa atribut kewirausahaan yang harus dimiliki agar “Shalom” terwujud adalah bertekun, saling mengasihi dan bersedia menjadi “ranting yang berbuah”, demikian catatan penting yag disampaikan Prof. Andreas Lako kala itu. Terdapat makna “keberlanjutan” didalamnya dimana interaksi dan sinergitas antar komponen hanya dapat terwujud jika ada semangat “saling mengasihi”.

Kini entrepreneurship menjadi lebih bermakna dalam menyatukan tujuan bagi sesama manusia, alam dan relasi dengan Sang Pemilik semesta. Perspektif baru inilah yang diharapkan dapat membawa entrepreneurship pada tujuan tertingginya. Universitas sebagai institusi akademik juga dapat menjalankan peran menghasilkan para pemimpin yang berwawasan entrepreneurial sehingga mampu menjadi problem solver atas berbagai persoalan sosial.

Melalui entrepreneurial skill ini individu dilatih untuk mampu melihat perspektif lain dan atau berbeda dalam rangka menciptakan bisnis dan menciptakan nilai bagi masyarakat, karenanya memberikan perspektif yang benar dengan memperhatikan nilai “syalom” dalam proses pendidikan kewirausahaan akan menghantarkan pada proses transformasi karakter individu yang lebih peka terhadap kebutuhan sosial, praktik bisnis yang mengedepankan keberlanjutan sehingga keseimbangan tujuan ekonomis, sosial dan lingkungan tetap terjaga.

Inilah peran yang harus diambil oleh universitas sebagai intitusi yang telah mengalami penebusan kasih sehingga memaknai eksistensinya sebagai pembawa damai sejahtera bagi semesta. Hal ini ditekankan oleh Ir. Yohannes Somawiharja yang adalah Rektor Universitas Ciputra, Surabaya.

Siapkah kita sebagai akademisi membawa nilai “syalom” ini saat mengedukasi prinsip-prinsip entrepreneurship kepada anak didik kita? Siapkah kita sebagai seorang wirausaha menjalankan peran dan fungsi kita dengan motif “syalom”? Mewujudkan tujuan kewirausahaan yang kontributif dan solutif di tengah berbagai tantangan yang ada bukan perkara mudah. “Memang sulit, tapi karena penting, maka harus kita kerjakan” demikianlah salah satu quote dari seorang Ir. Ciputra. Mari semakin memuliakan tujuan entrepreneurship agar membawa nilai syalom bagi semesta.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES