Kopi TIMES

Kemajuan Teknologi Informasi, Pemuda Jangan Tinggalkan Bahasa Indonesia

Jumat, 30 Oktober 2020 - 12:39 | 48.43k
Affan adalah Mahasiswa Jurusan Hukum Universitas Janabadra Yogyakarta
Affan adalah Mahasiswa Jurusan Hukum Universitas Janabadra Yogyakarta

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Kemajuan teknologi informasi merupakan sebuah keniscayaan bagi umat manusia terutama para pemuda. Dengan teknologi, manusia semakin mudah dalam melakukan aktivitasnya. Bahkan, aktivitas lintas negara dan lintas benua sekalipun. 

Namun demikian, disadari atau tidak kemajuan teknologi ibarat dua mata pisau. Dapat berdampak positif dan negatif. Terutama bagi kalangan generasi milenial atau pemuda di Indonesia.

Mengapa demikian? Sebab, kemajuan teknologi informasi memungkinkan adanya interaksi antar manusia dari lintas budaya dan bahasa. Memungkinkan adanya pertukaran budaya dan bahasa bahkan memunculkan adanya budaya dan bahasa baru. Memungkinkan adanya perubahan perilaku pada umat manusia sebagaimana yang kita rasakan saat ini. 

Hal ini dapat diamati dari media sosial (medsos) yang menghiasi layar smarphone kita. Di medsos, ada banyak bermunculan bahasa atau istilah baru yang tidak kita kenal sebelumnya. Sebagai contoh, ungkapan atau kata Anjay yang muncul kemudian menjadi viral dan ramai digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Bahkan, ungkapan atau kata ini sempat menjadi kontroversi karena ada yang menilai berkonotasi negatif dan tidak pantas untuk diungkapkan.

Pihak yang tidak sependapat dengan ungkapan anjay karena kata ini dinilai negatif yaitu plesetan dari ungkapan/kata anjing. Ungkapan kata Anjay ini sering digunakan para milenial ketika merespon sesuatu hal yang dilihat atau didengarnya, baik itu respon positif maupun negatif. Sedangkan pihak sependapat, ungkapan kata Anjay ini dinilai lebih halus ketimbang kata Anjing.

Lepas dari kontroversi tersebut, penulis berpendapat ungkapan kata Anjay tidaklah pantas dan layak untuk kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai orang beradab, beragama, dan berbudaya, seyogyanya kita bisa menggunakan ungkapan yang baik yang dapat membangkitan energi positif bagi kehidupan dan lingkunga sekitar.

Sebagai pemuda, sudah selayaknya kita merefleksi diri kita sendiri. Sebagai generasi muda Bangsa Indonesia, apakah kita sudah dengan baik menggunakan Bahasa Indonesia dan mempertahankan budaya yang kita miliki dari nenek moyang dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya menjadi hiasan dalam karya tulis akademik tetapi dalam kehidupan sehari-hari.

Jangan sampai, kemajuan teknologi informasi membuat kita terlena dan enggan membudayakan budaya peninggalan leluhur kita. Betul, teknologi informasi bartujuan untuk memudahkan umat manusia.

Namun, perlu diingat bahwa jangan sampai kemajuan teknologi informasi membuat hubungan emosional antar keluarga semakin jauh dengan keluarga yang lain, menjauhkan hubungan antar saudara, tetangga, dan teman.

Jangan sampai, teknologi informasi meniadakan silaturahmi fisik. Sebab, pertemuan fisik tak dapat digantikan oleh transmiri gambar dan suara. Silaturahmi fisik akan membangkitkan energi positif dan mencegah adanya kesalahpahaman antar umat manusia.

Hal ini dapat menjadi refleksi para pemuda yang setiap tanggal 28 Oktober selalu memperingati Hari Sumpah Pemuda. Kemajuan teknologi informasi jangan sampai membuat Pemuda Indonesia meninggalkan Bahasa Indonesi, melupakan budaya leluhurnya dan melupakan sejarah yang pernah ada di negeri ini.

Sebagai generasi muda Bangsa Indonesia, para pemuda harus selalu mempertahankan dan mempopulerkan Bahasa Indonesia, membiasakan dan melestarikan budaya yang ada di daerahnya atau local wisdom. (*)

*) Affan adalah Mahasiswa Jurusan Hukum Universitas Janabadra Yogyakarta

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES