Adv

Ini Langkah DPPKB Bontang Cegah Peningkatan Stunting

Kamis, 29 Oktober 2020 - 19:51 | 45.68k
Kepala DPPKB Bontang, Bahtiar Mabe. (Foto: Dok. Akurasi)
Kepala DPPKB Bontang, Bahtiar Mabe. (Foto: Dok. Akurasi)

TIMESINDONESIA, BONTANG – Peran BKKBN melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Bontang dalam penurunan stunting melakukan permodelan dengan pendekatan pencegahan. Salah satunya adalah Program Pengendalian jarak dan jumlah kelahiran dengan KB Pasca Persalinan/Post Partum.

Kepala DPPKB Bontang, Bahtiar Mabe menuturkan, dengan program tersebut, kotrasepsi akan menjadi pilihan, karena dengan kontrasepsi kemudian jaraknya bisa lebih dari 36 bulan harapannya. Dalam hal ini, ada kontrasepsi IUD yang mempunyai tiga keuntungan ketika dipasang setelah melahirkan.

Dijelaskan Bahtiar, tiga keuntungan tersebut adalah, IUD tidak sakit, pemasangannya relatif mudah, dan terakhir IUD tidak mempengaruhi ASI.

“Pasanglah IUD post partum atau pasca melahirkan karena memang tidak sakit, memasangnya mudah kemudian tidak menggangu ASI, ini saya kira keuntungan-keuntungan yang sangat baik untuk kemudian kita bisa melakukan menjaga jarak dalam interval kehamilan,” ujar Bahtiar, Kamis (29/10/2020).

Dia menambahkan, spacing dan stunting menjadi salah satu sebab akibat untuk mengatur jarak (spacing) antara hamil dan melahirkan, atau lebih dari tiga tahun terbukti anak yang dilahirkan tidak stunting.

“Berbeda halnya dengan yang jaraknya kurang dari dua tahun, hampir dua kali lipat kejadian stuntingnya,” ungkapnya.

Kepala DPPKB Bontang Bahtiar berharap, dengan program pengendalian jarak dan jumlah kelahiran dengan KB Pasca Persalinan/Post Partum, bisa mengurangi resiko stunting dan penurunan stunting. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES