Kopi TIMES

Menyiapkan Talenta Digital untuk Indonesia 2045

Kamis, 29 Oktober 2020 - 14:34 | 71.54k
M. Hasan Chabibie, Praktisi Pendidikan, penulis buku 'Literasi Digital'
M. Hasan Chabibie, Praktisi Pendidikan, penulis buku 'Literasi Digital'

TIMESINDONESIA, JAKARTAGENARASIi muda Indonesia harus bersiap dengan lompatan digital saat ini. Momentum Indonesia 2045, satu abad negara kita menjadi titik penting untuk menggerakkan talenta-talenta muda, agar mampu memanfaatkan inovasi digital secara maksimal. 

Bagaimana menyiapkan generasi muda agar siap dengan gelombang inovasi digital? Bagaimana agar mereka, dan kita semua, tidak hanya menjadi obyek, tapi juga subyek dari revolusi digital saat ini? Lalu, di mana posisi pemerintah, serta komunitas pembelajar dalam konteks ini. 

Perlu diingat, dunia digital saat ini, membuka ruang bagi siapapun, untuk meningkatkan skill-nya secara spesifik. Inilah abad di mana kita semua bisa mengasah keterampilan, dengan spesifikasi tertentu yang mengagumkan, sesuai dengan apa yang kita inginkan. Apapun keahlian spesifik di bidang digital, kita bisa mengakses untuk mempelajarinya. 

Pertama, pergeseran fokus belajar. Inilah saatnya dunia pendidikan untuk terus berbenah. Guru dan lembaga pendidikan, tidak lagi berada salam skema transfer of knowledge. Karena, informasi bisa diakses dari manapun. Pengetahuan bisa digali dari sumber apapun. Era digital, membuka akses setiap orang untuk mempelajari skill dan keilmuan yang dimiliki. 

Mau tidak mau, lembaga pendidikan dan pengajar, haruslah memandang disrupsi ini dalam konteks yang tepat. Janganlah kita memunggungi disrupsi, atau bahkan menolaknya. Cara yang tepat adalah pelajari polanya, bedah skemanya, kemudian melakukan langkah yang tepat. 

Pendidik dituntut untuk selalu kreatif dan terus belajar. Satu detik saja para guru berhenti belajar, maka para murid akan menyalipnya dengan ragam informasi terbaru, beragam pengetahuan terkini. Maka, penting bagi guru menjadi mentor, jadi fasilitator, sekaligus mengajarkan akhlak dan adab. Jadilah teladan. 

Kedua, memetakan fokus belajar. Keterbukaan informasi akan membuat para pemuda kita bebas memilih apa yang bisa dipelajari. Namun, melimpahnya informasi dan peluang belajar itu terkadang membuat bingung, atau bahkan lupa dengan apa yang sebenarnya ingin dipelajari. 

Maka, penting kiranya memetakan kembali fokus belajar. Kita bisa memulai dengan: ingin melakukan hal apa, serta butuh mengusai skill apa saja? Dari pertanyaan dasar ini, kemudian dapat dipetakan langkah-langkah, sekaligus menghitung waktu belajar. Dari penyiapan skema ini, kemudian dapat dipetakan sumber belajar, skema, dan courses apa saja yang perlu kita pelajari. 

Saat ini, perkembangan terbaru menunjukkan kita bisa mengkreasi skill kita menjadi keahlian spesifik. Banyak sekali keahlian spesifik yang bisa dipelajari, sekaligus berdampak signifikan pada pekerjaan, karir dan pengabdian. Ijazah yang didapatkan dari pendidikan, harus dilengkapi dengan skill-skill khusus yang kita pelajari dengan fokus dan ketekunan.

Ketiga, penting untuk mengevaluasi dampak atau kontribusi dari pengetahuan dan skill kita. Talenta-talenta muda Indonesia, yang terasah secara signifikan dalam arus baru digital ini, perlu untuk melihat kembali apa kontribusi kita untuk lingkungan sosial, masyarakat di sekitar kita. 

Mengukur dampak seraya mengevaluasi influence itu sangat penting, agar kita semua sadar bahwa tujuan akhir dari pengetahuan dan keahlian, itu pada aspek kemanfaatan. Bukankah agama mengajarkan pentingnya kebermanfaatan terhadap liyan? Khairunnas 'anfauhum linnas. 

Maka, saat ini, mari kita semua bersiap untuk melakukan hal-hal terbaik, dengan fokus pada tujuan hidup kita. Fokus pada aspek kebermanfaatan, sekaligus juga melihat kembali, jalur pengabdian kita sebagai manusia. 

Dalam konteks ini, generasi muda Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk melakukan lompatan digital. Indonesia 2045 bukanlah mitos, bukan pula angka kosong makna. Indonesia 2045 merupakan mimpi, cita-cita dan target agar generasi muda bersiap untuk menguatkan negara, menjadi tulang punggung bangsa. 

Dengan demikian, kita semua harus berkolaborasi, bersinergi untuk mengkoneksikan kekuatan sekaligus potensi terbaik. Semua lini, baik pemerintah, swasta, pengajar, orang tua, aktifis, pemuka agama, dan  lainnya, untuk terus saling menguatkan dengan energi positif dan saling menginspirasi. 

Inilah makna terbaik dari keyakinan pemuda masa kini. Inilah tekad kita semua untuk menjemput Indonesia 2045 dengan karya, dengan kebaikan yang menginspirasi bersama (*).

* Penulis adalah M. Hasan Chabibie, Praktisi Pendidikan, penulis buku 'Literasi Digital'

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES