Kopi TIMES

Bersama Merawat Indonesia Saat Pandemi

Rabu, 28 Oktober 2020 - 22:20 | 70.59k
Darnela Putri, Mahasiswa Magister Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dan Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Minang Pascasarjana (IMAMIPAS) Yogyakarta.
Darnela Putri, Mahasiswa Magister Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dan Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Minang Pascasarjana (IMAMIPAS) Yogyakarta.

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pandemi Covid-19 tidak bisa dihadapi seorang diri, atau oleh pemerintah yang sebagai pengatur jalannya roda bernegara ini. Pandemi harus dihadapi dari kekompakan semua elemen negeri ini. Kita perlu merawat Indonesia dengan segala potensi yang ada untuk keberlangsungan hidup di masa depan yang kita cita-citakan penuh kegemilangan.

Mencipta solidaritas adalah kunci yang bisa diciptakan pada semua lini untuk menutup munculnya celah yang membuat kita terpecah belah. Tidaklah elok bagi kita yang sama-sama menderita, kebersamaan kacau pula. Meminjam istilah pepatah “Sudah jatuh, tertimpa tangga pula”.

Solidaritas menjadi kunci, dapat  kita usahakan  dengan berbagai cara dalam rangka merawat Indonesia. Saatnya tidak menyebarkan berita hoaks di media masa maupun di dunia nyata, karena ini bisa membuat orang duluan untuk down sebelum virus menyerang, bijak dan cerdaslah kita dalam memfilternya, baik yang akan diterima oleh diri sendiri maupun yang akan dikonsumsi publik dari apa informasi yang dibagi.

Cara lain dalam  merawat Indonesia di masa badai Covid-19 adalah dengan saling berempati sebagai penduduk satu negeri. Tiada keegoisan yang boleh muncul dan dijadikan prioritas utama hanya untuk kesenangan pribadi yang didambakan. Kita satu kesatuan sebagai keluarga yang diikat oleh ikatan kebangsaan yaitu Indonesia. Jika dianalogikan kita ini satu tubuh, jika sakit satu bagian tubuh, terasa juga bagi bagian yang lain. Kinilah saatnya, solidaritas kita galang dari empati yang memang muncul dari sanubari hati masing-masing diri. 

Kita harus optimis bahwa Covid-19 bukanlah sebuah keabadian kondisi yang mengahampiri, ia hanya sementara jika kita patuh pada aturan mainnya. Kita perlu bersama-sama menumbuhkan kembali jiwa kedermamawan dalam menghadapi pandemi ini.

Jiwa kedermawanan telah menjadi ciri khas bangsa ini yang diakui dunia. Riset yang dilakukan oleh organisasi non-profit asal Britania Raya CAF (Charities Aid Foundation),  yang bergerak di bidang amal, dan data yang dihimpun oleh perusahaan riset asal AS, Gallup membuktikan hal tersebut.

Mereka membuat survei dan riset yang menghasilkan data berjudul “CAF: World Giving Index 2018”. Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengamati kedermawanan penduduk suatu negeri. Data yang diolah dikumpulkan dari tahun  2013-2017, melibatkan lebih dari 150 ribu orang dari 146 negara. Adapun kabar baiknya  tanah air berhasil menduduki posisi pertama sebagai negara paling dermawan itu. 

Kita tentu bangga bukan? Dengan hasil penelitian yang menempatkan negara ini pada tingkatan pertamanya. Sebenarnya hal demikian sudah kita terapkan dan menjadi ajaran turun temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia sendiri, namun pada saat ini, masa pandemi mencoba menguji, tepatlah bagi kita semua untuk membuktikannya dan merefleksikan dalam kehidupan yang dijalani. Hasil yang tertera bukan hanya untuk di WOOOW kan semata namun ditunggu kontribusinya untuk negara.  

Sebagai anak bangsa yang mencintai negeri ini kita perlu merawat negeri ini untuk kelangsungan hidup anak-anak bangsa, generasi penerus yang memperjuangkan bangsa ini yang tidak mungkin akan diperjuangkan anak bangsa lainnya. Bangsa ibu pertiwi yang terpatri cinta kita di hati.

Dalam merawat Indonesia ini kita semua perlu menyadari,  berkompetisi menghentikan penyebaran virus ini, kinilah saatnya berkolaborasi, menyatukan energi, saling berempati, bersinergi, meringankan beban yang sama-sama sedang kita derita ini. Semoga pandemi segera berlalu dan kehidupan berjalan normal kembali di bumi pertiwi Indonesia ini. Tidaklah segala sesuatu itu terjadi dengan sia-sia, melainkan ada hikmah yang terkandung di dalamnya dan ada tujuan dari sang pencipta untuk disibak pelajaran dari peristiwa. 

Tentunya, semua pihak telah melakukan semaksimal kemampuan dalam menangani kasus ini, bukan hanya pemerintah dan jajarannya, sebagai masyarakatpun kita juga telah berjuang mematuhi. Covid-19 akan berlalu dengan beberapa syarat yang harus ditindaki saat ini dan akan bertahan lama jika rantai penyebarannya dipupuk sehingga subur sempurna rantai penyebarannya.

Marilah patuhi aturan mainnya bersama, dan kita semua bisa melaksanakan kenormalan hidup seperti biasanya. Mari merawat Indonesia bersama. Segeralah tinggalkan kami wahai pandemi, terbanglah jauh tanpa berniat bahwa pergi untuk kembali. Salam anak negeri bumi pertiwi. (*)

***

*) Oleh: Darnela Putri, Mahasiswa Magister Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dan Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Minang Pascasarjana (IMAMIPAS) Yogyakarta.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES