Kopi TIMES

Komitmen Bank Indonesia dalam Mewujudkan Masyarakat Literat

Kamis, 29 Oktober 2020 - 02:20 | 124.43k
Ulfah Julianti, S.S., M.Pd., Dosen Ilmu Perpusatakaan di Universitas Pamulang.
Ulfah Julianti, S.S., M.Pd., Dosen Ilmu Perpusatakaan di Universitas Pamulang.

TIMESINDONESIA, PAMULANG – Literasi merupakan tolak ukur sumber daya manusia di suatu negara.

Seperti yang kita ketahui UNESCO menyatakan bahwa Indonesia berada di urutan kedua dari bawah negara dengan tingkat literasi sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, yaitu hanya 0,001 persen. Hal tersebut menjadikan Indonesia tertinggal dari berbagai sektor kehidupan. Contoh kecil saja dari sektor pendidikan dan ekonomi. 

Dari sektor pendidikan, Indonesia masih memiliki masalah terkait dengan buta aksara. Hal ini perlu segera dituntaskan agar seluruh masyarakat dpt berperan aktif dalam segala bidang. Dari bidang ekonomi, masalah yang paling umum dihadapi adalah kurangnya SDM handal yang mengelola perekonomian. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan menjadi hambatan besar dalam membangun ekonomi di Indonesia.

Berangkat dari berbagai masalah tersebut, Bank Indonesia sebagai elemen penting dalam negara berperan untuk meningkatkan literasi bagi masyarakat. Salah satunya adalah dengan mengadakan program BI corner, pojok baca dongeng dan pengkinian bahan bacaan.

Program BI Corner disalurkan kepada sekolah dan perguruan tinggi. Sedangkan pojok baca dongeng diberikan kepada TK dan paud. Adapun pengkinian bahan bacaan merupakan penghargaan yang ditujukan untuk sekolah atau PT yg sudah mendapatkan BIC dan aktif dalam kegiatan literasi. 

Bantuan yang diberikan berupa Bookshelf, Standing Lamp, Reception Desk + Frame TV 8), Pot Plant, Name board + letter, Tanaman hias, Barstool, PC all in one, Sofa 2 seater, LED TV (32 inch), 250 eks/250 judul buku. Untuk mewujudkan masyarakat literat dan berdaya saing, maka perlu ditanamkan sejak dini. Sekolah sebagai wadah bagi anak bangsa mengenyam pendidikan sudah sepantasnya memberikan pelayanan dan fasilitas yang memadai. Fasilitas yang dapat menunjang pembelajaran adalah dengan menghadirkan perpustakaan. 

Sering kali kita mendengar istilah perpustakaan adalah jantungnya sekolah. Istilah tersebut tentu bukan hanya kata mutiara yang perlu dihafal. Dengan menghadirkan perpustakaan yang layak dan memenuhi standar nasional, maka sekolah sudah memberikan hak kepada peserta didik untuk dapat menikmati berbagai suguhan ilmu. Hal tersebut tentu sejalan dengan program yang dicanangkan pemerintah melalui kemendikbud, yaitu gerakan literasi sekolah (GLS) yang sejak tahun 2016 disemarakkan.

Gerakan Literasi Sekolah dapat berjalan jika seluruh elemen bekerjasama dan komitmen untuk menjadikan perpustakaan sebagai tonggak utama dalam proses pembelajaran. Hal ini juga sejalan dengan peraturan kurikulum 2013 (K13) yang menyebutkan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru bukan lagi menjadi objek utama melainkan siswa yang lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar pun tidak selalu dilakukan di dalam kelas, seluruh lingkungan sekolah termasuk perpustakaan dapat dijadikan arena belajar. 

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,dan peradaban dunia

Sejalan dengan itu, maka bantuan yang diberikan oleh Bank Indonesia ini tentu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya generasi penerus bangsa. Komitmen Bank Indonesia tentu menjadi harapan bagi seluruh warga Indonesia, agar tidak ada lagi masyarakat yang buta aksara. Sehingga diharapkan kedepannya bangsa Indonesia menjadi masyarakat yang literat, unggul, dan berdaya saing di berbagai sektor baik dalam maupun luar negeri. (*)

***

*) Oleh: Ulfah Julianti, S.S., M.Pd., Dosen Ilmu Perpusatakaan di Universitas Pamulang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES