TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tahun ini merupakan peringatan Sumpah Pemuda yang ke 92. Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober merupakan cerminan peran pemuda untuk negara ini. Pemuda dari berbagai latar belakang agama, ras, suku ikut serta untuk memperjuangkan persatuan, melawan ego untuk mengedepankan kedaerahan mereka.
Perjuangan kedaerahan yang sebelumnya digunakan untuk mengusir penjajah ternyata belumlah cukup. Diawali dengan gerakan Budi Utomo yang merupakan awal kebangkitan nasional di negeri ini. Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Pemuda Indonesia, Katholikee Jongelingen Bond, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun, Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan lain-lain bergabung dengan kongres pemuda yang berlangsung 2 hari pada tanggal 27 Oktober dan 28 Oktober 1928 di Batavia yang saat ini dikenal dengan Jakarta.
Hari pertama, kongres berlangsung di Gedung Katholikee Jongelingen Bond atau Gedung Pemuda Katolik dan kongres di hari kedua berlangsung di Gedung Oost Java (sekarang di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat).
Dua tahun sebelumnya tepatnya tanggal 30 April-2 Mei 1926 telah dilakukan Kongres Pemuda I yang juga berlangsung di Batavia. Tujuan Kongres Pemuda I dan II pada intinya memiliki kesamaan yaitu untuk memajukan persatuan dan kebangsaan Indonesia dan menguatkan hubungan antara sesama perkumpulan pemuda kebangsaan di tanah air. Tetapi Kongres Pemuda I belum menghasilkan hasil yang memuaskan untuk semua pihak karena adanya perbedaan pandangan. Karena itulah disepakati bahwa akan diadakan Kongres Pemuda II.
Pada hari Sumpah Pemuda pula pertama kali lagu Indonesia Raya diperdengarkan walau masih dalam bentuk melodi lagu saja, tidak dengan lirik lagunya. Karena pada saat berlangsungnya Kongres sangat diawasi oleh pihak Belanda.
Setelah 92 tahun peristiwa Sumpah Pemuda. Banyak peristiwa yang terjadi di negeri ini juga karena peran pemuda.
Saat ini sudah memasuki bulan ke-8 Indonesia dilanda pandemi. Dimana ruang untuk bergerak dan bertemu sangatlah terbatas dan harus mematuhi protokol kesehatan. Tetapi ternyata tidak mengurangi kreatifitas masyarakat khususnya kaum muda. Banyak kegiatan bermanfaat yang tetap bisa dilakukan dari rumah. Misal, munculnya banyak kegiatan Webinar (Web Seminar) dengan berbagai tema yang banyak diinisiasi oleh pemuda, pemanfaatan sosial media yang juga banyak digunakan oleh pemuda misalnya seperti media Instagram, Twitter sampai Tik-Tok. Informasi bermanfaat dalam bentuk gambar yang indah dipadukan dengan caption menarik dapat diuplod di Instagram, Thread-thread atau informasi apapun dapat dibagikan di Twitter dan juga berbagai video hiburan atau edukasi yang dapat dibagikan melalui Tik-tok.
Sangat banyak dan beragam media yang ada saat ini, yang tentunya belum ada pada 92 tahun lalu ketika Kongres Pemuda ini berlangsung. Jika kemudahan teknologi ini sudah ada saat Kongres Pemuda berlangsung. Mungkin peristiwa ini dapat terekam dengan baik sebagai bukti besarnya peran pemuda-pemuda Indonesia saat itu. Nah dengan adanya kemudahan informasi dan teknologi yang kita rasakan saat ini. Semoga dapat menumbuhkan pemuda-pemuda Indonesia yang kreatif, inovatif, tidak mudah menyerah, selalu berusaha menggali potensi dirinya untuk kemajuan negeri serta memiliki semangat seperti para pemuda-pemuda di 92 tahun yang lalu.
Jadi kegiatan bermanfaat apa yang sudah kalian lakukan hari ini walaupun dirumah saja?
***
*)Oleh: Aminah Pertiwi S.Pd Guru SMP Muhammadiyah 36 Jakarta.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Editor | : AJP-5 Editor Team |
| Publisher | : Rochmat Shobirin |
