Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Peran Santri Untuk Negeri Masa Kini dan Nanti

Selasa, 27 Oktober 2020 - 17:40 | 648.18k
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Sebutan santri adalah peserta didik yang sekolah agama di pondok pesantren. Mencari ilmu dari sang kyai  dan berlomba mendapat barokah dan ridho dari kyai. Dididik dan di gembeng untuk menumbuhkan sikap tasamuh, tawazun, ta’adul dan tawashut (moderat) harus dijadikan dorongan dalam bersikap yang sesungguhnya. 

Santri melaksanakan ajaran islam dengan penuh spirit agar melahirkan keistiqamahan, kesalihan, keihklasan, kepedulian, kepekaan dan tanpa ada keterpaksaan adalah bela islam yang sesungguhnya. Santri mempunyai rasa nasionalis yang sangat tinggi. Perlu ditanamkan juga bahwa Islam agama rahmatan lil ‘alamin yang menghargai perbedaan tetapi membenci penindasan.

Pada Hari Santri Nasional dalah sebuah pengakuan pemerintah perjuangan kaum santri. Mengingat dengan peran historis para santri menjaga keutuhan NKRI seperti KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU), KH.Ahmad Dahlan, KH. Zainal Arifin dan nama-nama perwira Pembela Tanah Air yangbberasal dari kalangan santri. Peringatan hari tersebut menjadikan perasaan yang tersendiri bagi kalangan santri. Bentuk penghargaan dan perhormatan yang sungguh mendalam. Bakti santri pada negeri yakni ikut memerangi perbuatan zalim, sehingga ada sebutan resolusi jihad.  

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Resolusi jihad adalah salah satu bukti sumbangsih penting dari pesantren untuk negeri. Bahwa kya, santri, dan pesantren turut menjadi elemen penyusun berdirinya negeri ini. Sejak awal, pesantren menjadi penggerak dan gerilya untuk mengusir penjajah. Resolusi jihad tetaplah menjadi resolusi jihad sebuah sejarah yang harus dan tetap diingat. Jadi pperjuangan dalam resolusi jihad bukan lagi mengangkat bambu runcing tetapi menghadapi sebuah persoalan kontemporer. Persoalan baru akan terus tumbuh seiring berjalannya waktu, pastinya memerlukan solusi untuk memecahkan persoalan tersebut. (majalah tebuireng)

Isi resolusi jihad salah satunya setiap muslim wajib memerangi orang kafir yang merintangi kemerdekaan Indonesia. Resolusi jihad NU kemudian disebarluaskan ke seluruh penjuru Indonesia melalui beberapa media masa jaringan pesantren dan laskar laskar islam serta mampu menjadi payung teologis dan fiqih untuk bersama sama melawan penjajah (SPI, Suyuti Putulungan). Relevansi dari resolusi jihad tertuang pada firman allah swt surah Al-mumtahanah ayat 8 dan 9   

Kajian hukum santri bela negara terdapat pada firman Allah surah Al-Mumtahanah ayat 8 dan 9, “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu ke kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang adil” (8)

Ayat 9. “Sesungguhnya Allah hanya melarng kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamy dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang zalim. ” Ayat diatas sudah sangat jelas pentingnya memerangi untuk menyuarakan kebenaran dan lebih memberikan kemaslahatan pada umat.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Dikutip dari dawuh masyayikh Syaikhona KH. Abdul Karim menginginkan agar santri terbagi menjadi tiga bagian, yakni sepertiga menjadi ulama’, sepertia menjadi berjuang dipemerintahan dan bagian yang lain menjadi aghniya’yang berjuang dengan hartanya. Artinya, santri yang telah mencari ilmu di pondoknya, tidak semua dan tidak haris menjadi kyai semua. Ada pembagian untuk mengisi dan meneruskan keilmuannya di bagian pemerintah , atau profesi lainnya dan ikut berjuang dengan hartanya.

Tantangan santri pada masa kini dan masa yang akan datang terletak pada era modernisasi. Salah satu modernisasi yang ada sekarang ini yakni: dalam ranah pendidikan yang sekarang berada di era 4.0 dimana penggunaan situs internet sudah mendunia. Media massa dari luar negeri dapat diakses dengan cepat dan mudah. Dalam ranah lingkunagn kemasyarakatan, etika dan moral mulai menurun. Akhlak yang dicerminkan terkadang berbanding terbalik dengan yang ada disekolah.

Peran santri disini memberi tauladan untuk masyarakat sekitar. Dampak sistem online membawa dampak negatif dan positifnya. Teknologi bisa bermanfaat tergantung dengan pengguunannya, sehingga alangkah baiknya bila teknologi diisi dengan materi kerohanian. Santri yang intelektual pastinya akan bijak bersosial media. Disambung dengan perbaikan akhlak yang sekarang ini kian menurun yang ada dikalangan pelajar muda yang seharusnya menjadi penerus bangsa, seorang santri harus jadi penengah yang mengajak ke arah kebaikan, bukan ikut terlibat di dalamnya. Menjadi penggerak dan mengamalkan ilmu meskipun sedikit akan memberi pengaruh yang baik pula. Dan salah satu bentu baktinya santri pada negeri ini. Jika orang dibumi ini memiliki sikap yang baik, mudah-mudaan negra yang dibangun juga menjadi negara yang aman, sebagai perwujudan dalam Baldatun Thoyyibatun wa rabbun ghofur.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES