Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Santri Intelektual Menuju Dunia Global

Selasa, 27 Oktober 2020 - 15:44 | 85.57k
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Sosok santri yang dikenal mandiri karena dengan label pondok pesantren. Membuat masyarakat paham bahwa mereka sudah paham agama lebih jauh. Nmau, tidak sedikit mereka yang menilai sebelah mata. Padahal ajaran yang dibawa dari pondoknya sangatlah ketat lebih dari sekolah formal.

Penanaman sikap disiplin menjadi ciri khusus di pesantren. Banyak kitab pula yang dikhatamkan. Seperti pada hadist  Diriwayatkan dari Ibn Abbas RA bahwa ada suatu kaum yang memikirkan All Azza Wajalla, maka Nabi SAW bersabda: pikirkanlah tentang ciptaan Allah dan jangan kalian pikirkan tentang Allah, karena sesungguhnya kalian tidak akan sanggup memikirkannya. (HR. Abu Nu’ain dan Baihaqi).

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Modal pendidikan pesantren untuk masa kini yang lebih di era kontemporer. Maka pengembangan pesantren menuju pendidikan internasional. Strategi pengembangan yang menjadi ciri khusus yakni adanya roda organisasi kerjasama sekolah luar negeri. Seperti yang ada di kota Yaman yang sudah meluluskan sarjana berkualitas. Berbekal pengalaman dan mewadahi ilmu dari sana sudah cukup meningkatkan taraf pendidikan di pondok pesantren. Firman Allah surah Al-Mujadilah ayat 11, “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan”. Satu bukti lagi pendidikan internasional yang menjadi buah bibir, bahwa santri banyak menjuarai olimpiade, baik nasional bahkan internasional.

Lembaga pendidikan Islam khususnya perguruan tinggi, pastinya memiliki sebuah ajang pemilihan kedutaan. Seperti ajang Duta Santri. Tujuannya untuk bisa mewakili dan memperkenalkan kehidupan santri ke Luar Negeri. Pandai berkomunikasi dnegan baik, menjelaskan dengan sempurna. Seperti pada hadist, “Dari Aisyah Rahimahallahu, belaiu berkata: Bahwasanya perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu perkataan yang jelas sehingga bisa difahami oleh semua yang mendengar”. (HR. Abu Daud)

Selain berkancah didunia pendidikan. Mereka bisa belajar lebih luas lagi dibidang ekonomi. Ini menjadi bekal untuk mencetak generasi yang bisa berwirausaha dan bisa menciptakan lapangan pekerjaan.  Secara konseptual, maka lahirlah gagasan entepreneur dibidang teknologi (techoprenenur), bidang cyber (cyberpreneur), bidang pertanian (agroprenenur), pesantren muncul (santripreneur). Entreprenenuer merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif serta kreatif, berdaya, bercipta, berkarya, bersahaja, dalam rangka meningkatkan pendapatan atas kegiatan usahanya (Hamidulloh Ibda, 2018). Seperti halnya berwirausaha dijadikan pekerjaan sampingan, supaya manusia yang hidup ini memiliki tabungan. Contoh ketika pandemi: seluruh manusia didunia sangat terbatas dengan pekerjaan utamanaya, tidak ada sampingan ,maka tidak ada pemasukan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Kalangan santri atau pesantren memang lebih dikenaalnya dnegan istilah santripreneur. Program ini untuk mendorong penumbuhan wirausaha baru dilingkungan pondok pesantren, sekaligus menjadi implementasi dari Peta Jalan Making Indonesia 4.0 dalam pemberdayaan industri kecil dan menengah. Mengingat sudah banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit bisnis. Jadi tidak ada salahnya santri untuk membuka peluang usaha, Rasulullah juga seorang entrepeneur yang sukses. Beliau pedagang yang jujur, cemerlang, dan mandiri.  Firman Allah surah  At-Taubah ayat 111, “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmi, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surgauntuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai ) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,Injil dan Al-Quran. Dan siapakan yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah denagn jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung”.

Penjelasan diatas menjadi gambaran bahwa santri intelektual bukan berarti mereka bisa pada akademik saja, justru mereka multi-talenta. Dari dipandang hanya sebelah mata, karena memiliki fikran tidak bisa jadi apa, kini jadi dihargai dengan kedua mata karena pencapaianya. Tidak hanya itu, berbagai bidang bisa dijalani karena ada niat baik untuk berkembang, mendapat ridho orang tua dan sang kyai. Itu yang enajdi pegangan untuk seorang santri.

Apapun yang dilakukannya, profesi apapun yang dimilikinya pesannya jangan sampai meninggalkan ajaran agama. Ajaran agama adalah mutlak harus dilestarikan dan ilmu pengetahuan adalh hal yang harus dikuasai. Ilmu dapat diamalkan dengan mengkolaborasikan ke iptek demi kemaslahatan umat. Ajaran agama menjadi pondasi, landasan untuk hidup.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES