Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Jadi, Seperti Apa Standard Cantik Itu?

Senin, 26 Oktober 2020 - 13:52 | 156.82k
Siti Nur Azizah, Mahasiswa Unisma Malang, Mahasiswa Beasiswa Sarjana Muamalat.
Siti Nur Azizah, Mahasiswa Unisma Malang, Mahasiswa Beasiswa Sarjana Muamalat.
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Apa arti merdeka bagi seorang perempuan? bagi saya merdeka bagi seorang perempuan yaitu ketika ia merasa bebas dari perasaan insecure dan khawatir. Namun tak bisa dipungkiri perasaan-perasaan tersebut sudah mendarah daging dalam diri seorang perempuan. Standard kecantikan yang berdampak pada kebahagiaan seorang perempuan.

Mereka bilang kamu cantik, andai badanmu lebih kurus lagi. Kurangi porsi makanmu, kamu wajib diet, dan olahraga teratur.

Mereka bilang kamu cantik, andai badanmu lebih berisi. Terlalu kurus bikin nggak enak dipandang, seperti orang penyakitan dan kurang gizi.

Mereka bilang kamu cantik, andai kamu menambah sedikit polesan di wajahmu agar terlihat lebih menarik.

Mereka bilang kamu cantik, andai makeup wajahmu tidak terlalu menor. Cantik itu mesti terlihat natural. Tapi bukan berarti kumel dan bebas dari make up, siapa yang mau menetap?

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Mereka bilang kamu cantik, andai kamu tampil lebih modis dan stylish. Tapi jangan berlebihan nanti terlihat kampungan dan sudah pasti itu nggak cantik.

Mereka bilang kamu cantik, andai warna kulitmu putih. Eh tapi jangan terlalu putih nanti terlihat pucat seperti mayat. Dan sudah pasti itu nggak menarik.

Jadi jika tidak menjadi cantik dan menarik, seakan menjadi malapetaka besar bagi hidupnya. Tak heran sebagian perempuan menganggap dirinya paling rendah sendiri. Dan dari sinilah muncul perasaan insecure, cemas dan khawatir. Padahal ketika seorang perempuan sudah memenuhi kriteria cantikpun, ia akan dituntut untuk mempunyai kriteria yang lain sesuai instruksi ekspektasi orang lain. Tak mudah memang bagi perempuan untuk selalu memenuhi kriteria-kriteria yang menjadi kebutuhan standard media

Apa iya cantik itu bukan begini atau bukan begitu ? betapa beratnya menjadi cantik dimata orang lain. Bahagiamu kini tergantikan oleh perasaan insecure, dan sampai dititik ini apa sih sebenarnya yang dicari ? sekarang coba fikirkan satu kata yang terlintas ketika mendengar kata cantik. Jawabannya pasti bervariasi, karena standard kecantikan setiap orang pasti selalu tak satu definisi. Rasanya sudah cukup kita selama ini mengkonsumsi asumsi media yang mengatur tentang standard cantik tanpa kita sadari.

Belum lagi mendengar langsung perkataan dari orang-orang di lingkungan sekitar yang seakan jadi boomerang dan tekanan, katanya sih peduli dengan keadaan yang berlandaskan alasan sekedar mengingatkaan. Eh tapi kok malah lebih sering menyakiti perasaan ? seakan menginstruksi dan mendikte segala hal yang sudah kamu putuskan, penampilan, dandanan, yang akan berdampak pada kebahagiaan.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Coba bayangkan betapa menjenuhkannya apabila semua perempuan harus mempunyai standarisasi yang sama dan tak ada keragaman dalam sebuah penampilan seorang perempuan. Betapapun sesungguhnya kita dibekali sesuatu yang seringkali lebih dari segala keterbatasan standarisasi kecantikan yang tidak kita duga. Kamu yang gendut atau memutuskan untuk diet dan harus berolahraga setiap pagi mengapa harus terganggu dengan ekspektasi orang lain, olahraga lah karena kamu ingin sehat dan menjaga kesehatan bukan malah mengikuti instruksi ekspektasi orang lain. Karena kekayaan ekspresi itu punya pesonanya sendiri, toh fungsi olahraga tak sekedar untuk memenuhi kebutuhan estetika belaka tapi juga sebagai bentuk ungkapan syukur dengan tetap menjaga kesehatan tubuh.

Perempuan adalah sebaik-baik perhiasan dunia, oleh karenanya jangan menjadikan standarisasi kecantikan sebagai tolak ukur kesuksesan apabila perempuan tidak bisa mengembangkan potensi dan kepercayaan diri untuk mengekspresikannya. Tidak bisa dipungkiri setiap perempuan pasti ingin terlihat cantik, dan tak ada yang salah dengan itu. Yang terpenting adalah jangan mau didikte dan diinstruksi oleh ukuran cantik yang dibuat oleh orang lain dan ambil definisi kecantikanmu sendiri.

Cantik itu berani punya mimpi dan ambisi tetapi juga tetap berpegang pada kemurahan hati, empati dan akhlakul karimah sebagai seorang perempuan. Kecantikan bukanlah tolak ukur semata. Seseorang menjadi cantik karena tindakannya, perbuatannya dan aktivitasnya yang mampu mengembangkan potensi dirinya serta mampu membawa kemanfaatan dan perubahan besar bagi sekelilingnya untuk berbuat lebih baik.

Yang lebih penting lagi sudah saatnya kecantikan diperluas, tidak hanya tentang sesuatu yang menjadi bawaan dari lahir saja. Sebab perempuan memang dilahirkan bukan untuk pemandangan semata, dan kecantikan bukan untuk kebutuhan estetika belaka. Jadi sampai sini kamu masih mau mencari kesempurnaan ? kamu berhak berekspresi, bereksplorasi untuk menentukan definisi cantikmu sendiri. Tak perlu peduli dengan banyak ekspektasi standariasi orang lain, tak perlu peduli dengan banyak definisi cantik yang dibangun oleh media, dan tak perlu peduli dengan komentar orang lain. Dan yang perlu kamu pedulikan adalah dirimu sendiri. Cantik itu berhak dimiliki oleh semua perempuan yang sampai saat ini masih mau bersyukur dengan keadaanya hari ini, karena cantik itu nggak harus pakai standard.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Siti Nur Azizah, Mahasiswa Unisma Malang, Mahasiswa Beasiswa Sarjana Muamalat.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES