NATO dan PBB Mengutuk Bom Bunuh Diri di Kabul Afghanistan
TIMESINDONESIA, JAKARTA – NATO, PBB dan Pemerintah Afghanistan mengutuk serangan bom bunuh diri di Kota Kabul Afghanistan pada 24 Oktober 2020 yang telah menyebabkan 24 pelajar dan remaja meninggal dunia dan 57 lainnya mengalami luka.
Mereka mengutuk karena sebagian besar korban adalah pelajar berusia 15-26 tahun. Mereka adalah pelajar dan remaja yang hendak menimba ilmu pengetahuan di kawasan Kawsar-e.
Seorang guru di pusat Kawsar-e, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena masalah keamanan mengatakan, bahwa dia dan staf pengajar lainnya terkejut dengan serangan yang menargetkan lembaga yang telah memberikan bimbingan bagi ribuan anak jalanan menuju pendidikan tinggi.
"Semua siswa yang datang ke sini penuh energi, termasuk keluarga miskin tetapi mereka memiliki harapan masa depan bisa lebih cerah,” ujarnya
Daerah tempat ledakan di Kawsar-e, Kabul Barat itu merupakan rumah bagi banyak komunitas Syiah di negara itu. Syiah adalah agama minoritas di Afghanistan yang menjadi sasaran kelompok-kelompok seperti ISIS di masa lalu.
Dalam ledakan itu ISIS mengaku bertanggung jawab lewat pernyataannya di Telegram, namun tanpa memberikan bukti.
Seorang juru bicara Taliban di Twitter telah membantah bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada waktu yang krusial, ketika tim yang mewakili pemberontak dan pemerintah bertemu di Qatar untuk mencari kesepakatan damai.
Ledakan bom bunuh diri yang menyebabkan 24 pelajar dan remaja di Kabul, Afghanistan itu meninggal itu terjadi untuk kesekian kalinya sebab pada tahun 2018 juga puluhan siswa meninggal atas peristiwa yang sama. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |