Peristiwa Daerah

Muslimat Kota Semarang Ajak Instruktur Difabel Untuk Melatih Menjahit

Minggu, 25 Oktober 2020 - 22:55 | 67.23k
Hidayah Ratna (batik hitam bertongkat), seorang difabel yang menjadi instruktur pelatihan menjahit yang diadakan PC Muslimat NU Kota Semarang. (FOTO: Mushonifin/TIMES Indonesia)
Hidayah Ratna (batik hitam bertongkat), seorang difabel yang menjadi instruktur pelatihan menjahit yang diadakan PC Muslimat NU Kota Semarang. (FOTO: Mushonifin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Kemnakertrans RI) bekerjasama dengan Muslimat Kota Semarang menyelenggarakan pelatihan menjahit dan membordir pada Jum'at hingga Minggu (23-25/10/2020) di Panti Asuhan Darul Hadlonah Jl. Kemantren RT 02 RW 5 Wonosari Ngaliyan Kota Semarang.

Pelatihan yang berbasis inklusi untuk menjangkau kaum disabilitas ini menghadirkan Instruktur pelatihan dari sahabat difabel Semarang, Hidayah Ratna (45). Ida, panggilan akrabnya juga seorang pengajar penjahit di Komunitas Sahabat Difable sejak tahun 2000.

batik-hitam-bertongkat-2.jpg

"Alhamdulillah peserta antusias walaupun ada yang berlatih dari nol," ungkap pemilik brand Modisto ini.

Ida mengatakan beberapa peserta yang dia latih ada yang sudah pernah menjalankan bisnis permak pakaian. Namun saat ini usahanya agak terkendala akibat terdampak Covid-19.

"Ada yang sudah bisa secara otodidak dan sudah buka permak pakaian, tapi untuk mengisi waktu luang dan meningkatkan keahlian mereka mengikuti pelatihan ini lagi," tandasnya.

"Ada yang sudah buka jahitan tapi kurang percaya diri," ungkapnya.

Selain memberikan pelatihan teknis, Ida juga akan mengawal tindak lanjut pelatihan ini untuk mengembangkan strategi pemasaran produk yang dihasilkan.

Sri Mundiyati (50 th) seorang peserta asal Rowosari, Tembalang mengaku dalam pelatihan ini dirinya baru merasakan pengalaman pertama menjahit.

"Sebelumnya tidak pernah pegang mesin jahit," ujar anggota PSM Tembalang.

Beruntung materi gampang dapat dimengerti. Menurut Sri, cara penyampaian mentor mudah dimengerti.

batik-hitam-bertongkat-3.jpg

"Dari mengukur, membuat pola, motong, sampai menjahit. Bisa menjadi kesibukan tersendiri dalam wirausaha," ungkapnya.

Khizanaturrohmah, Tim Penyuluh Kemandirian dan Kewirausahaan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnalertrans) RI mengatakan tujuan dari adanya kegiatan pelatihan ini untuk menumbuh  kembangkan semangat wirausaha di tengah pandemi.

"Membina peserta pelatihan agar menjadi tenaga kerja produktif dalam kegiatan usaha yang menjadi sumber penghasilan, dengan harapan dapat merangsang munculnya motivasi dan inovasi produk dalam menjalankan usaha," jelas wanita yang akrab disapa Khizanah ini.

Selain itu, Kemnakertrans berharap agar peserta mampu mengembangkan jaringan usaha sehingga meningkatkan pendapatan, meningkatkan kapasitas produksi garmen/konveksi baik secara kualitas maupun kuantitas.

Untuk mewujudkan harapan Kemnakertrans agar peserta semakin produktif, Muslimat NU Kota Semarang mendapat hibah 14 buah meain jahit modern untuk dikelola menjadi alat usaha.

Ketua Panitia Hj Umiyati Humam menegaskan, kemandirian dan kewirausahaan menjadi pokok penting dalam memberdayakan peserta pelatihan.

Ulama perempuan yang sering disapa Nyai Humam itu sudah menyiapkan Rencana Tindak Lanjut (RTL) pasca pelatihan dengan membentuk kelompok usaha dengan alat jahit serbaguna. Dirinya mengaku akan menstimulasi produksi perdana dengan alat jahit yang sudah ada.

"Sesuai arahan Disnakertrans tentang mengembangkan sistem manajemen yang baik. Nantinya kami akan melakukan kerja sama dengan koperasi serta UMKM yang ada," ungkap Wakil Ketua Muslimat Kota Semarang Bidang ketenagakerjaan ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES