Pendidikan

Pemkab Probolinggo Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka, Begini Teknisnya

Minggu, 25 Oktober 2020 - 21:50 | 79.11k
Uji coba pembelajaran tatap muka di SMK Kota Probolinggo, Agustus lalu (FOTO: dokumen TIMES Indonesia)
Uji coba pembelajaran tatap muka di SMK Kota Probolinggo, Agustus lalu (FOTO: dokumen TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGOPemkab Probolinggo, Jatim melakukan uji coba pembelajaran tatap muka secara terbatas mulai besok (26/10/2020). Uji coba dilakukan di enam kecamatan yang konsisten berada di zona hijau dan kuning.

Yaitu Kecamatan Lumbang, Sumber, Kuripan, Tiris, Krucil dan Kecamatan Wonomerto. Sementara 18 kecamatan lainnya, pembelajaran dilakukan secara daring.

"Awalnya Kecamatan Sukapura masuk, tetapi sudah menjadi orange sehingga kita tidak ingin menanggung resiko karena ini cukup beresiko bagi anak-anak,” kata Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi.

Pada masing-masing kecamatan yang melakukan uji coba, ada 2 jenjang pendidikan, yakni SD dan SMP.

"Pelaksanaannya mengacu pada keputusan bersama 4 menteri dalam protokol kesehatannya,” kata Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi.

Bila selama dua minggu pelaksanaan uji coba hasilnya baik, akan dilakukan persebaran atau peningkatan jumlah satuan pendidikan yang akan melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka.

“Tetapi juga tetap harus di zona hijau atau kuning yang secara konsisten dalam satu bulan terakhir,” jelas Rozi.

Bagaimana teknisnya?

Rozi mengatakan, pertama guru-guru yang mengajar di sana adalah guru yang memang tinggal di zona hijau dan kuning. Guru tidak boleh dari zona orange apalagi zona merah.

Kemudian pelaksanaan pembelajarannya tetap melaksanakan protokol kesehatan. Diantaranya menggunakan masker, cuci tangan dan physical distancing.

“Physical distancing dalam proses pembelajaran itu dalam satu kelas berisi maksimal 50 persen dari jumlah yang ada di kelas itu," terangnya.

Jika dalam kondisi normal SD itu maksimal ada 28 siswa, maka dalam tahap uji coba, dalam 1 kelas diisi 14 siswa.

Untuk jenjang SMP, apabila ada 32 siswa dalam satu rombongan belajar dalam kondisi normal, maka yang masuk hanya 16 siswa.

"Artinya, strategi pembelajaran yang digunakan menggunakan shift learning atau pembelajaran bergantian dengan maksimal 50 persen,” terang Rozi.

Ia menambahkan, pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid 19 ini adalah solusi bagi kejenuhan anak dalam melaksanakan pembelajaran secara daring maupun luring. Sekaligus sebagai solusi terhadap kejenuhan orang tua yang membersamai anaknya.

“Hasil penelitian pada era pandemi Covid 19 ini, ada peningkatan tindak kekerasan terhadap anak yang itu notabene lebih banyak dilakukan oleh orang tuanya," terangnya.

Sehingga harapannya, pembelajaran tatap muka oleh Pemkab Probolinggo ini, menjadi salah satu opsi dan sekaligus solusi untuk memecah kebuntuan terhadap sasaran pembelajaran di tengah pandemi di tingkat kejenuhan masyarakat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES