Kuliner

Sega Waluya, Makanan Tradisonal Indramayu yang Muncul Setahun Sekali

Senin, 26 Oktober 2020 - 01:20 | 162.99k
Sega Waluya, makanan tradisional Indramayu. (FOTO: Nur Faiqoh for TIMES Indonesia)
Sega Waluya, makanan tradisional Indramayu. (FOTO: Nur Faiqoh for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Di Indramayu, ternyata ada sebuah makanan tradisional berupa nasi yang hanya muncul setahun sekali. Masyarakat setempat biasa menyebutnya Sega Waluya atau Nasi Waluya.

Nasi tersebut merupakan nasi tradisional dan memiliki makna doa, yang hanya dibuat pada akhir bulan Safar dalam kalender Hijriah atau Jawa. Karena itulah, banyak masyarakat yang membuat nasi tersebut di akhir bulan Safar, dan tidak ditemukan dalam bulan-bulan lainnya.

Siapapun bisa menikmati nasi yang memiliki cita rasa gurih nasi tersebut. Nasi atau Sega Waluya tersebut, terdiri nasi dicampur parutan kelapa. Sebagai pelengkap lauknya terdiri oreg, urab, dan ikan asin. Banyak orang mencari nasi ini khususnya di bulan Safar.

Seperti yang ada di Desa Kepandean, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, di mana sebagian masyarakatnya membuat Sega Waluya. Mereka membuat nasi tersebut untuk diberikan kepada kerabat dekat atau sanak saudara.

"Saya buat untuk tetangga-tetangga saya dan juga saudara. Sebab katanya dengan membuat nasi ini kita bersedekah dan bisa mendapat doa keselamatan dari mereka," ujar Nur Faiqoh, pembuat Nasi Waluya di Desa Kepandean, Indramayu, Minggu (25/10/2020).

Menurut praktisi budaya Indramayu, Jawa Barat, Ki Tarka Sutaharja, nasi atau Sega Waluya berasal dari istilah Waluya. Nama Waluya ada dalam naskah kuno berjenis primbon dan mantra. Waluya sendiri, dalam naskah tersebut berarti sehat atau waras.

"Waluya tersebut artinya waras, atau sehat wal afiat. Waluya tersebut sering diucapkan pada lubar kaul, untuk memperingati Rabu Safar atau Rabu Wekasan," jelasnya.

Selain itu, lanjut Ki Tarka, berkembangnya waktu dalam tradisi Safar Waluya tersebut diambil masyarakat dalam menyebut nasi yang diberikan ke tetangga dan kerabat mereka. Akhirnya untuk mendapat doa dari tetangga dan kerabat nasi tersebut disebut Waluya, atau Sega Waluya, yang artinya nasi atau sega keselamatan. "Nasi tersebut dibuat atau muncul sekali dalam setahun," ungkapnya. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES