Peristiwa Daerah

Gelar Madrasah Jurnalistik: Kader Muda NU Harus Melek Literasi

Minggu, 25 Oktober 2020 - 16:29 | 49.26k
Penyampaian materi madrasah Jurnalistik. (Foto: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Penyampaian materi madrasah Jurnalistik. (Foto: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Merosotnya budaya literasi di kalangan muda di era saat ini membuat LTN NU Jombang membuat terobosan baru untuk mengkader dan menumbuhkan minat literasi di kalangan kader muda NU dengan membuat pelatihan madrasah Jurnalistik.

Dengan semangat Hari Santri Nasional pelatihan yang bertajuk "Santri Melek Literasi" yang bertujuan memotivasi para kader muda NU untuk peduli terhadap budaya literasi dikalangan NU.

Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari Hari Santri Nasional 2020 Kabupaten Jombang yang diselenggarakan oleh LTN NU Jombang di MWC NU Bareng, Jombang yang di ikuti oleh IPNU, IPPNU, Fatayat dan Ansor pada, Minggu (25/10/2020).

Arif Fahrudin (36), Sebagai Koordinator Santri Melek Literasi mengatakan, kegaiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari Hari Santri Nasional di Jombang. Dengan tujuan menyebarkan gagasan tentang pentingnya literasi dikalangan muda NU.

"Kegiatan ini salah satu rangkaian HSN, yang bertujuan menyebarkan gagasan dan meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya literasi dikalangan muda NU," ungkap Arif, Minggu (25/10/2020).

Melihat era digital saat ini Indonesia merupakan salah satu pengguna internet terbesar di dunia, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan kemampuan berlitersinya.

"Dari permasalahan era digital saat ini, diharapkan para kader muda NU bisa mengambil peran disitu. Menangkal berita Hoax dan mengubahnya menjadi berita positif sebagai media dakwah," ujarnya.

NU sebagai jangkar peradaban umat islam di Indonesia dan menjadi salah satu benteng dari NKRI harus bisa memanfaatkan media di era digital saat ini.

"Mayoritas Masyarakat Indonesia adalah beragama Islam, sehingga masyarakat berafeliasi pada NU. Sehingga NU menjadi pagar dari NKRI khususnya dalam penyemaian bibit-bibit toleransi, menjaga persatuan. Karena Islam yang rahmatalil alamin ada pada NU. Maka dari itu para kader muda NU harus mampu mengambil peran tersebut," jelasnya.

Meskipun langkah ini dibilang agak telat, NU sudah memulai langkah digitalisasi dengan terbentuknya media NU dari Pusat, Provinsi hingga daerah. NU sudah mempunyai kader-kader yang militan dibidang literasi yang bisa mempengaruhi mainset masyarakat tentang pentingnya literasi, bagaimana orang suka membaca dan menulis.

Arif, sapaan akrabnya berharap di era digital NU mampu merajai media sosial kedepannya. Dengan cara memberikan dan mengusai sumber informasi-informasi tentang keaswajaan, toleransi, perdamaian, islam modrerat dan segala macamnya

"Semoga kedepan NU mampu menguasi media di era digital saat ini," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES