Peristiwa

Pemimpin Tertinggi Iran Serukan Tindakan Lebih Tegas Pelanggar Protokol Kesehatan

Minggu, 25 Oktober 2020 - 05:21 | 48.09k
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengenakan masker yang dirilis kantor pemimpin tertinggi Iran dalam pertemuan di Markas Besar Nasional Corona, di Teheran, Iran, Sabtu (24/10/2010) (CTV News/Kantor Pemimpin Tertinggi Iran melalui AP)
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengenakan masker yang dirilis kantor pemimpin tertinggi Iran dalam pertemuan di Markas Besar Nasional Corona, di Teheran, Iran, Sabtu (24/10/2010) (CTV News/Kantor Pemimpin Tertinggi Iran melalui AP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyerukan kepada pemerintah untuk melaksanakan hukuman yang lebih ketat  untuk pelanggar protokol kesehatan menyusul kasus Covid-19 harian Iran yang meningkat lagi.

Khamenei  mengatakan, negaranya perlu meyakinkan opini publik sehingga orang dan organisasi yang berbeda dapat bekerja sama untuk mengalahkan virus l.

Dalam pertemuan tatap muka yang jarang terjadi dengan anggota satuan tugas virus Corona Nasional, Sabtu (24/10/2020), dilansir Al Jazeera, Khamenei mengatakan, karena aspek keamanan dan ekonomi juga timbul dari penyakit ini, maka kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas dalam pengambilan keputusan.

Pertemuan itu diadakan sehari setelah tingkat infeksi pada satu hari tertinggi di Iran yang mencapai 6.134 orang. Jumlah ini harian hampir dua kali lipat dalam sebulan terakhir ketika Iran memerangi gelombang ketiga virus mematikan itu.

Seperti yang diumumkan juru bicara kementerian kesehatan, Sima Sadat Lari, 335 orang lebih meninggal dunia karena virus Corona di Iran dalam 24 jam terakhir, sehingga total korban meninggal menjadi 32.320 orang.

Dia mengatakan 5.814 lebih infeksi tercatat, sehingga total menjadi 562.705 terinfeksi sejak kasus pertama dilaporkan di Iran pada bulan Februari lalu.

Dalam pidatonya, Khamenei memerintahkan segera dibentuknya “markas operasional” satuan tugas virus Corona nasional untuk memantau pelaksanaan pedoman tersebut dengan pembatasan yang lebih ketat di seluruh Iran.

Khamenei juga menyerukan untuk "menyetujui tuntutan ketat bagi orang-orang yang melakukan pelanggaran besar terhadap protokol kesehatan".

Pada hari Jumat, pemerintah Iran memberlakukan pembatasan baru di ibu kota, Teheran, serta di seluruh negeri sebagai tanggapan atas peningkatan jumlah kematian, infeksi, dan rawat inap.

Mulai Senin, besok, seluruh organisasi negara di Teheran diwajibkan untuk beroperasi dengan 50 persen tenaga kerja di tempat itu. Mereka juga telah diperintahkan untuk mengizinkan pegawai pemerintah datang setiap dua hari selama hampir sebulan.

Menurut Kementerian Kesehatan, 43 wilayah berisiko tinggi di seluruh Iran telah diperintahkan untuk menutup semua bisnis yang tidak penting mulai Senin. Setidaknya selama seminggu. "Penutupan bisa diperpanjang," kata badan negara bagian itu.

Dari 32 provinsi di Iran, semuanya kecuali lima diklasifikasikan sebagai daerah merah dalam skala berkode warna yang menunjukkan tingkat keparahan wabah. mengenakan masker adalah wajib di Teheran dan penutupan sebagian bisnis dan olahraga diberlakukan dua minggu lalu.

Awal bulan ini, Presiden Hassan Rouhani juga memberlakukan denda baru bagi warga yang melanggar pedoman kesehatan di ibu kota dan membahayakan orang lain.

Menyusul seruan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Kepala polisi Teheran, Hossein Rahimi pada hari Sabtu juga mengatakan, tidak ada rencana untuk (sepenuhnya) menutup Teheran. Tetapi petugas polisi akan bertindak lebih tegas dalam menjatuhkan denda terhadap pelanggar protokol kesehatan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES