Peristiwa Daerah New Normal Life 2020

Begini Siasat Ponpes Nurul Jadid Pertemukan Santri dan Walinya Saat Pandemi

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 18:43 | 154.09k
Santri Ponpes Nurul Jadid menemui walinya di bilik pertemuan yang disiapkan pengurus pesantren (foto: Humas Pesantren for TIMES Indonesia)
Santri Ponpes Nurul Jadid menemui walinya di bilik pertemuan yang disiapkan pengurus pesantren (foto: Humas Pesantren for TIMES Indonesia)
FOKUS

New Normal Life 2020

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Pandemi Covid 19 memaksa masyarakat beradaptasi dengan kebiasaan baru. Tak terkecuali di lingkungan Pondok Pesantren atau Ponpes. Ponpes Nurul Jadid di Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jatim misalnya.

Selama pandemi Covid 19, pesantren yang diasuh KH. Moh Zuhri Zaini itu melarang wali santri berkunjung menemui santri atau putra-putrinya. Termasuk wali dari santri baru yang baru mondok. Tujuannya, mencegah penularan Covid 19 di lingkungan pesantren.

bilik-pertemuan-2.jpg

Kemudian sejak 21 Oktober lalu, kunjungan sudah bisa dilakukan. Wali santri sudah dibolehkan bertemu putra-putrinya. Tapi dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Pengurus pesantren membangun 30 bilik pertemuan. 19 bilik disiapkan untuk santri putri ditempatkan di lapangan parkir. Kemudian 11 bilik sisanya, disiapkan untuk santri putra yang ditempatkan di balai pertemuan.

Di bilik itu, wali santri dibatasi oleh tabir plastik transparan. Sehingga santri tak bisa bersentuhan fisik dengan walinya. Seperti berjabat tangan atau berpelukan sebagai obat rindu.

Selain tabir plastik transparan, antara santri dan walinya dibatasi oleh dua meja atau 1,5 meter. Baik santri maupun walinya, wajib bermasker. Keduanya juga harus mencuci tangan pakai sabun dan menjalani pengekan suhu tubuh sebelum masuk bilik.

"Barang (dari wali santri, Red) tak bisa diberikan langsung. Tapi lewat loket khusus yang telah disiapkan," kata Sekretaris Pesantren Nurul Jadid, Faizin Syamwiel.

bilik-pertemuan-3.jpg

Wali santri yang berkunjung dibatasi 2 orang. Harus sehat. Tidak batuk, flu, demam atau sedang sakit lainnya. Durasi pertemuan juga dibatasi: 2 jam. Tak boleh makan di bilik pertemuan.

Faizin mengatakan, kebijakan membolehkan kunjungan itu diambil atas masukan dan permintaan wali santri. Terutama wali dari santri baru.

"Kami ambil jalan tengah. Tapi dengan protokol Covid 19. Kami koordinasikan dengan tim gugus tugas pesantren," katanya kepada TIMES Indonesia.

Dalam sehari, layanan berkunjung ini dibatasi maksimal 400 saja yang dibagi dalam dua shift: pagi dan siang.

Sehari sebelum berkunjung, wali santri harus mendaftar melalui nomor kontak khusus yang disediakan. Saat mendaftar, wali santri mendapatkan kepastian jadwal bertemu putra-putrinya. Apakah pada shift pagi atau siang.

Wali santri dapat berkunjung hari apa saja. Kecuali Senin dan Jumat. "Diperbolahkannya sambang santri ini mengobati rasa kangen wali santri pada anaknya di pesantren," kata Affan Faruq, wali santri asal Banyuwangi.

Affan memahami ketatnya aturan tersebut merupakan ikhtiar pesantren menjaga keselamatan bersama. Terutama saat pandemi Covid 19 belum berakhir.

"Saya bahagia sekali meski hanya bertemu 20 menit. Itu sangat cukup," kata Siti Nurbaya, wali santri asal Probolinggo, usai bertemu dengan anaknya di Ponpes Nurul Jadid. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES