Pendidikan

Eco Plafon, Inovasi Pelajar SMAN 1 Lamongan Sabet Runner Up di WICE 2020

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 12:52 | 139.67k
Kayyisa Addaba Albab dan Ilham Jamalluddin Najiib, bersama Kepala SMA Negeri 1 Lamongan, Sofyan Hadi. (FOTO: SMAN 1 Lamongan for TIMES Indonesia)
Kayyisa Addaba Albab dan Ilham Jamalluddin Najiib, bersama Kepala SMA Negeri 1 Lamongan, Sofyan Hadi. (FOTO: SMAN 1 Lamongan for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Sebuah inovasi dari dua pelajar SMAN 1 Lamongan berupa eco plafon, sukses menyabet peringkat kedua di ajang World Invention Competition and Exhibition (WICE) 2020

Eco plafon karya Kayyisa Addaba Albab dan Ilham Jamalluddin Najid tersebut mampu menyerap panas dan menjaga kesejukan, dengan berbahan dasar cangkang kijing atau remis dan daun sirih Belanda.

SMAN 1 Lamongan 2

Kayyisa mengungkapkan, ide pembuatan eco plafon berbahan sirih Belanda dan cangkang kijing tersebut berawal ketika ia dan teman-teman sekelas berada di ruangan kelas saat jam kosong.

Namun hawa di kelas sangat panas padahal ruangan tersebut sudah dilengkapi dengan AC. "Saat itu, saya dan teman-teman sekelas sedang asyik dengan Handphone masing-masing," kata Kayyisa, kepada wartawan, Sabtu (24/10/2020).

Dari situasi itulah, Kayyisa dan temannya kemudian mencari penyebab, kenapa sampai terasa begitu panas padahal sudah ada pendingin ruangan di kelas mereka.

"Dari situ, akhirnya kami melakukan penelitian dan ternyata panas yang ada di ruangan itu karena adanya radiasi pada handphone, di mana radiasi tersebut naik ke atas, terkena plafon dan plafon tak bisa menerima radiasi tersebut, sehingga menimbulkan rasa panas meskipun sudah ada pendingin," tuturnya.

Berbekal kesimpulan tersebut, Kayyisa dan Ilham kemudian memiliki ide untuk membuat plafon yang mampu menyerap panas. Setelah dilakukan pencarian dan penelitian, didapatlah Sirih Belanda dan Kijing.

Daun sirih Belanda mampu meredam radiasi, sedangkan cangkang kijing dapat menghasilkan panas pada malam hari, sedangkan pagi hari bisa menyerap panas. Kedua bahan tersebut kemudian dikombinasikan untuk dijadikan plafon ramah lingkungan yang mambu menyerap panas.

"Setelah dilakukan uji coba menggunakan alat radiasi SFC-CG1, ternyata peredam radiasinya cukup besar dibanding plafon di toko," terangnya.

Lebih lanjut Kayyisa menjelaskan, untuk membuat plafon berukuran 30 sentimeter kali 30 sentimeter dan tebal 0,8 sentimeter, dibutuhkan daun sirih Belanda sebanyak 400 gram, cangkang kijing yang sudah dihaluskan sebanyak 500 gram serta semen putih sebanyak 200 gram.

Semua bahan tersebut dijadikan satu dan ditambahkan air secukupnya, kemudian diaduk hingga menjadi adonan dan dicetak. "Bahan-bahan tersebut sudah pas dan tak ada kekurangan saat dilakukan pengecekan sebanyak 3 kali dengan beberapa alat," katanya.

Karya dua pelajar SMAN 1 Lamongan itu pun sukses menyabet peringkat kedua pada ajang WICE 2020, yang berlangsung di Kuala Lumpur Malaysia.

Capaian tersebut membuat Kepala SMAN 1 Lamongan, Sofyan Hadi sangat bangga, karena anak didiknya mampu mengharumkan nama bangsa di ajang internasional. "Capaian ini tak lepas dari bimbingan yang kita berikan secara intensif untuk menghadapi even yang bergengsi," kata Sofyan.

Sofyan berharap raihan prestasi di ajang internasional WICE 2020 melalui inovasi eco plafon tersebut dapat menjadi motivasi siswa-siswi SMAN 1 Lamongan untuk terus berprestasi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES